Tempat aku merindu
Ada himpunan pikir
Bersinyalir dengan rasa
Geming, menanti hujan yang gigil
Segelas kopi tenang di atas meja
Dingin; tak lagi mampu menghangatkan
Pada waktu yang pilu
Harapanku gugur
Bersimbah sendu
Di senja yang redup
Biru; selapang langit sesudah hujan
Seisi semesta terasa kopong
Mati... Di antara jutaan yang hidup
Selain biru, aku adalah hitam yang kelam
Bersenyawa dengan mendung
Jika bukan hitam, maka aku adalah bening
Transparan serupa angin yang pergi kemana pun.
Purwokerto, 10 November 2015. 11:44
Di sekre KMPA. Nunggu hujan reda.
4 Comments
hujan selalu romantis, nice poem, salam kenal :) www.wordholic.com
ReplyDeleteThankyouuu. Salam kenal juga :)
DeleteDuh romantis banget puisinya, ah emang anak unsoed kalo bikin puisi bagus bagus X)
ReplyDeleteHahahaha masnya bikin puisi juga aja :D
DeleteApa tanggapan kamu setelah membaca tulisan ini?