[Book Review] Correct Me If I'm Wrong by Tasyayouth

Judul: Correct Me If I'm Wrong | Penulis: @tasyayouth


Membaca buku bertema makanan sudah pasti menyenangkan. Ada banyak resep dan jenis makanan yang bisa kamu temukan di sepanjang isi buku. Begitupun ketika membaca Correct Me If I'm Wrong. Novel bertema makanan ini nggak melulu ngomongin resep. Kamu akan dibawa untuk menelusuri kisah cinta Yumita dan perubahan kriteria lelaki idamannya.

Well, saya menyelesaikan novel ini cukup lama mengingat masih terjangkit reading slump. Namun, akhirnya berhasil menyelesaikan sebelum tahun baru tiba.

Premis pada novel ini berkisah tentang seorang perempuan bernama Yumita yang punya kriteria calon suami seperti ini: gemuk, muka pas-pasan, tidak perlu kaya yang penting tidak melarat-melarat amat. Kriteria itu ternyata menyimpan alasan mengapa Yumi pada akhirnya menginginkan calon suami seperti itu.

Kalau dilihat dari sampulnya, Yumi memang perempuan gemuk yang hobinya makan dessert. Itulah mengapa ia memiliki sebuah toko kue bernama Happy Pastel. Kegemarannya memasak membawanya mengelola toko kue tersebut dan untuk berusaha move on dari mantannya lima tahun lalu.

Dari awal kita diajak untuk mencari tahu apa yang sebenarnya membuat Yumi berubah. Menjadi gemuk, membuka toko kue, bahkan sangat sebal dengan lelaki kurus dan tampan. Ternyata ia berusaha untuk move on, namun belum juga berhasil.

Adalah Dezafran Aufa, atau mari kita sebut Deza. Mantan kekasih Yumi semasa kuliah yang tampan dan berbadan atletis, serta berprofesi sebagai koki. Yumi dan Deza berpacaran dan putus dengan alasan yang tidak bisa diterima Yumi. Hingga lima tahun berlalu, Yumi masih terus bertanya-tanya apa yang membuat Deza memutuskannya begitu saja. Namun, ia juga benci setengah mati pada Deza sehingga tak ingin bertemu lagi.

Pertemuan demi pertemuan masih belum membuat mereka akur. Deza tak mampu menjelaskan alasan mereka putus dahulu, Yumi yang keras kepala berusaha terus menghindar.

Titik temu di novel ini cukup lambat. Sensasi penasaran yang diberikan di akhir bab sebenarnya tidak cukup untuk membuat pembaca melanjutkan novel ini, menurut saya.  Masa lalu Deza justru dibahas di beberapa bab terakhir sebagai penyelesaian. Namun, bagian tengah novel seakan memberi proses bagaimana Deza berusaha meyakinkan Yumi untuk mendengar penjelasannya.

___


Well, novel bertema makanan ini rasanya kurang "lezat" di lidah saya. Entah kenapa saya berharap akan ada dimana Yumi memasak dan membagikan resepnya seperti sebuah novel yang pernah saya baca sebelumnya yang berjudul Sweet Nothing karya Sefryana Khairil. 

Satu hal lain yang membuat saya cukup kecewa adalah judul novelnya kurang menyiratkan bahwa ini novel bertema makanan. Juga plot ceritanya yang agak bertele-tele. Tapi jujur, saya sangat suka dengan desain sampulnya yang lucu.

Oiya, novel ini bisa kamu baca online di aplikasi Cabaca, ya! Saya akan tetap merekomendasikan novel ini untuk bacaan ringan di sore hari sambil ngeteh. Huehehe.

Post a Comment

0 Comments