[Movie Review] Aishuu Cinderella | Bukan Sekadar Cerita Dongeng

Sumber: AsianWiki

Movie title: Aishuu Cinderella (哀愁しんでれら) - The Cinderella Addiction | Director: Ryohei Watanabe | Release Date: February 5, 2021 | Runtime: 114 min.

Pernah nggak sih kepikiran enaknya hidup kayak Cinderella yang tiba-tiba nikah sama pangeran, jadi permaisuri, tiba-tiba kaya raya dan hidup di istana? Tapi pernah juga nggak kepikiran punya ibu tiri yang jahat kayak Cinderella? Apa semua ibu tiri pasti jahat kayak di cerita Cinderella? Belum tentu sih ya.

Ceritanya waktu itu lagi scroll Twitter dan nemu yang rekomendasiin film Jepang. Karena saya terlalu banyak nonton film dan series Korea, akhirnya saya kembali mencoba menonton film Jepang. Emang vibesnya beda banget pasti, tapi ya saya tetep menikmati apalagi ini genre kesukaan saya: thriller psychology. Nggak bakalan nyangka kalau film dengan judul yang bawa embel-embel Cinderella ini bakalan jadi film thriller.

Secara dongeng, film Cinderella emang banyak banget versinya. Tapi yang sering kita tahu pasti selalu berakhir happy ending dengan kalimat andalan "...and they live happily ever after." See? Makanya pas saya nonton film ini jadi kaget alias terbengong-bengong melihat ending filmnya.

Waw!

Oke, mari kita bahas pelan-pelan.


Pembuka film ini termasuk paling memorable buat saya. Ya, sepatu kaca yang khas di dongeng Cinderella menjadi simbol paling lekat pada pembukanya. Seorang perempuan yang menggunakan sepatu heels berwarna biru dan berjalan di atas meja. Bagi saya, ini premis yang menarik, bikin penasaran apakah filmnya akan basic dan mudah ditebak atau sebaliknya?

Hidup bersama dengan ayah, kakek, dan adik perempuannya, Koharu Fukuura (Tsuchiya Tao) bekerja sebagai petugas penitipan anak. Ia memiliki trauma masa kecil karena ditinggal oleh ibunya--(red: Mother issues). Oleh karena itu ketika dewasa dan bekerja, ia memilih untuk mencurahkan kasih sayangnya kepada anak-anak di penitipan anak. Ia amat membenci orangtua yang menelantarkan anak-anak mereka begitu saja.

Menjalani hidup yang pas-pasan nggak bikin Koharu menyerah, kecuali saat ia mengalami musibah bertubi-tubi. Adiknya butuh biaya buat melanjutkan kuliah di kampus terbaik, ayahnya ditangkap karena mengemudi dalam keadaan mabuk, dan kakeknya masuk rumah sakit. Belum lagi rumahnya kebakaran. Lengkap sudah.

Dan yang lebih parah waktu Koharu mau minta bantuan ke pacarnya dan datang ke rumahnya, dia malah melihat pacarnya selingkuh sama teman kerjanya... lagi anu-anu pula. Kurang sedih apa ini hidup Koharu?

Pas lagi runtuh-runtuhnya, dia berjalan ke rel kereta. Berniat bunuh diri? Mungkin saja. Tapi di sana ia malah melihat seorang laki-laki pingsan tepat di tengah rel kereta.

Dan di sinilah awal mula cerita Cinderella versi modern dimulai.

Lelaki yang ditolong Koharu bernama Daigo Izumisawa (Tanaka Kei), berprofesi sebagai dokter yang tentu saja orang kaya. Sebagai orang yang menolong, tentu Daigo ingin membalas budi pada Koharu. Ia akan mengabulkan semua permintaan Koharu. Awalnya tentu saja Koharu nggak mau, mungkin kayak yang, "Kan gue nolongin ikhlas. Tidak pamrih." Tapi pas cerita ke temen-temennya, emang dasar nggak bisa lihat orang kaya aja, si Koharu disuruh ngehubungin Daigo dan minta sesuatu.

Akhirnya diajaklah ke butik mahal dan Koharu dibeliin satu pasang sepatu dan dress warna biru yang harganya mahal banget. Emang kayaknya jatuh cinta di film itu gampang banget, Koharu sama Daigo akhirnya saling suka. Daigo bilang jujur kalau dia itu duda dan punya anak perempuan. Koharu yang dasarnya sayang sama anak kecil dan nggak mau kejadian dia di masa kecil terulang, akhirnya bertekad mau jadi ibu yang baik buat anaknya Daigo, Hikari (Coco).

Semua serba bahagia sampai akhirnya mereka menikah dan jadi keluarga kecil yang menyenangkan.

Scene waktu Koharu beres-beres rumah barunya itu bener-bener kayak dia jadi upik abu sekaligus ratu. Semuanyaaa dibersihin, tapi juga ya kayak pembantu juga. Tapi Koharu kelihatan senang karena akhirnya dia bisa memiliki itu semua. Dan tentunya dia sayang banget sama anak tirinya.

Tapi kehidupan kan nggak selalu manis, pasti ada pahitnya, ada pedesnya, ada aja yang baru dia ketahui pas udah menikah sama si Daigo ini.

Rahasia-rahasia yang dia nggak tau diam-diam mulai kebongkar, terutama soal Hikari yang ternyata nggak semanis dan selucu yang dia pikir.


---SPOILER ALERT---

Koharu ini ibu yang baik, setiap hari selalu bikinin bekal buat anaknya. Setiap kali Hikari pulang sekolah dan laporan kalau bekalnya abis, udah pasti dia senang dong. Tapi hal ganjil mulai ketahuan pas gurunya di sekolah laporan katanya Hikari nggak pernah dibawain bekal. Koharu kaget dong, dia merasa heran padahal dia setiap hari bikinin bekal buat Koharu.

Nah, kan. Mulai ada yang aneh nih sama Hikari. Mulai ketahuan Hikari banyak bohongnya. Ini kayaknya berawal dari Koharu yang ingkar janji. Hikari pernah bilang ke ibu tirinya itu soal jangan bilang ke ayahnya tentang cowok yang Hikari suka, tapi ya namanya lagi ngobrol sama suami kan ye pasti bahas anaknya juga. Koharu mungkin lupa atau menganggap janji ke anaknya itu cuma sekadar janji. Jadilah dia cerita ke Daigo, dan Hikari denger semuanya. Dia jadi nggak percaya lagi sama ibu tirinya.

Film ini berubah jadi film misteri yang saling nyari tau rahasia masing-masing. Si Koharu pernah sampe mecahin patung kelinci kesayangan suaminya dan ketahuan sama Hikari. Karena udah terlanjur benci, si Hikari malah ngeledekin ibunya dan berniat mau ngasih tau bapaknya.

Koharu kesel dan nampar Hikari. Mulai deh nih perang dalam rumah tangga.

Capek ye nyeritain spoiler. Pokoknya endingnya membagongkan. Koharu udah mulai taklid buta karena dia nggak mau berlaku sama kayak ibunya dulu yang ninggalin dia. Akhirnya dia balik lagi ke rumah itu dan berusaha jadi ibu yang baik dengan melindungi segala perbuatan anaknya mau baik atau jahat sekalipun.

Di sini emang si Hikari jadi kayak anak dakjal nyebelin. Asli, saya ikutan kesel sama ini anak. Kayak nggak diajarin sopan santun padahal ibu tirinya baik bener.


Mother Issue and Inner Child Issue

Yap, film ini membawa dua topik besar tersebut selain soal thrillernya yang ada di ending. Tapi keseluruhan cerita ini berawal dengan mother issue. Koharu yang ditinggal sosok ibu, Daigo yang punya ibu tapi juga tertekan karena ibunya banyak maunya, dan Hikari yang juga ditinggal ibunya dari bayi. Mereka bertiga bersatu tapi sama-sama punya trauma mendalam dengan sosok ibu.


Well, endingnya memang sangat-sangat bikin hah hoh kayak keong alias gila banget. Thrillernya nggak thriller sadis, tapi bikin geleng-geleng kepala. Bener-bener keluarga sakit jiwa.


Auk banget dah! Tapi suka sama film genre begini. Dari segi plot juga lumayan lah. Gambarnya cakep tapi kayak film-film lama.


Rating: 3,5/5

Post a Comment

16 Comments

  1. Kok posternya serem banget ya Allah.. huhuhu. Aku juga suka film thriller psychology, seru dan gak bosenin. Apalagi ini Jepang yaa, biasanya bagus-bagus filmnya.

    ReplyDelete
  2. Kok jadi penasaran untuk nonton film ini ya. Apa yang terjadi dengan bekal makanannya Hikari ya?

    ReplyDelete
  3. kurang suka film genre ini, tapi not bad lah buat list film tontonanku minggu depan.

    ReplyDelete
  4. Jadi ending yang membagongkan itu seperti apa? Kalau dilihat dari jalan ceritanya, film Jepang ini cukup bagus, juga. Kok jadi penasaran. :)

    ReplyDelete
  5. Posternya serem banget pas melihat matanya.

    Kayaknya filmnya bagus jg nih. Jeoang pula. Berarti memakai bahasa jepang pemerannya atau di dabing y? Krn bs buat belajar bahasa jepang jg nih. Makasih reviewnya kak.

    ReplyDelete
  6. Makasih reviewnya mba, jadi list dulu siapa tahu bisa baca lihat langsung filmnya.

    ReplyDelete
  7. Awal baca liat foto2nya bagus, di akhirnya bikin saya terkejut.. :D

    Sebelum saya nonton, baca spoilernya udah ketahuan kemana arahnya, memang suka kesel sendiri klo nonton film yang begini, mungkin kejadian2 seperti ini bnyak juga di kehidupan nyata kali ya..

    ReplyDelete
  8. Kayaknya harus nonton filmnya langsung deh hehe

    ReplyDelete
  9. Posternya serem yah kak, tapi baca spoilernya bikin pengen nonton. Download dimana ini kak?

    ReplyDelete
  10. Waww jalan ceritanya asyik nih. Terimakasih ka buat reviewnya. Bisa jadi referensi film buat ditonton bareng suami nih hehe.

    ReplyDelete
  11. Kyknya harus nonton filmnya langsung nih kyknya seru

    ReplyDelete
  12. Kak btw poster filmnya serem amat wkwkwk
    Aku jadi kaget...
    Kayaknya pengen nonton juga nih kak

    ReplyDelete
  13. film-film jepang memang punya seni yang mendalam tersendiri, terutama untuk genre horror thriller.

    ReplyDelete
  14. Aku ga terlalu suka film jepang, tapi ini reviewnya menarik banget. Bisa dicoba buat nontoninnya.

    ReplyDelete
  15. Penasaran, tapi aku kuatir juga endingnya nyebelin atau gantung. hahahahah

    Thriller kan suka begitu Yaa :D. Udh lama ga nonton film/dorama Jepang. Aku suka sbnrnya, apalagi Krn biasanya lebih singkat drpd Drakor. Tapi Krn Drakor lebih intense konfliknya, jadi akhir2 ini msh lebih sering Drakor.

    Aku masukin list dulu deh film ini :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Endingnya lebih ke... nyebelin sih menurutku hahaha.

      Iya drakor menurutku lebih engage, tapi emang thriller jepang kerasa beda sih sama korea punya. Jadi dua2nya masih bisa kunikmati pas nonton hehe

      Delete

Apa tanggapan kamu setelah membaca tulisan ini?