[Book Review] Landline by Rainbow Rowell

 Judul: Landline | Pengarang: Rainbow Rowell | Penerbit: Spring | Tahun Terbit: Cetakan Pertama, April 2016 | Tebal Buku: 372 hlm. | ISBN: 978-602-74322-1-5

Cinta selalu serumit ini...

Setelah disuguhkan oleh kisah remaja yang manis, juga tentang kisah dewasa sederhana dan juga manis, kini saya membaca sebuah kisah rumah tangga yang… rumit. Pernikahan memang nggak pernah mudah, termasuk bagi Neal dan Georgie. Pernikahan yang menginjak usia 14 tahun, tetapi semuanya lantas seperti berjalan tidak mulus lagi.

Neal dan anak-anak Georgie akan merayakan natal di Omaha, sedangkan Georgie harus tetap di California demi mengerjakan tugasnya sebagai penulis skrip TV yang tidak bisa ditinggal begitu saja. Belum lagi keberadaan Seth—teman sejak lama Georgie—yang kadang membuat Neal cemburu, meski Georgie sudah memastikan ia tak perlu cemburu.


Di awali kegamangan

Cerita dalam novel Landline berisi soal kegamangan Georgie akan hubungan dan kehidupan pernikahannya dengan Neal. Bagaimana tidak, ia tidak bisa meninggalkan pekerjaannya, tetapi ia tetap ingin bersama Neal dan anak-anaknya untuk merayakan natal. Hari-hari setelah kepergian Neal dan anak-anaknya ke Omaha, Georgie kembali ke rumah ibunya dan menemukan telepon kuning di kamar lamanya

Ya, telepon kuning yang ada di sampulnya sungguh mentereng. Dan saya bisa membayangkan betapa telepon ini klasik, tapi memiliki warna yang cute. Telepon kuning yang… ajaib. Telepon yang bisa menghubungkanmu ke masa lalu.

Relasi antara Neal dan Georgie berjalan seimbang, meski ada kilas balik dimana Georgie bercerita bahwa ialah yang selalu berjalan mendekat terlebih dahulu. Ini mengingatkan saya pada diri saya sendiri. Hahaha. Betapa saya seringkali bergerak maju lebih dulu untuk kemudian melihat situasi kembali. Hidup perlu kompromi, begitulah yang saya dapatkan ketika membaca buku ini. Bahwa kehidupan pernikahan Neal dan Georgie selalu dihiasi pemakluman-pemakluman yang akhirnya bisa saja membuat keadaan memburuk.

Neal orang yang lembut dan mau menerima apapun kondisi Georgie, jarang mengatakan apa maunya, dan benar-benar berusaha memahami apa yang Georgie lakukan. Georgie sendiri memiliki keragu-raguan. Ia mencintai Neal, tapi ia ragu bisa mempertahankan Neal di sisinya.


“Aku mencintaimu,” katanya, “tapi aku tidak yakin itu saja cukup, aku tidak yakin itu akan pernah cukup.” (Hlm. 85)


Telepon Kuning Ajaib

Inilah poin utama dari cerita ini, saya sempat agak tidak paham ketika Georgie menggunakan telepon kuning lamanya di rumah ibunya. Sejak dari sini, cerita berubah menjadi genre fantasi, sebab Georgie menelepon Neal, tetapi saat itu Neal yang mengangkat teleponnya adalah Neal yang hangat—juga ayah Neal yang masih hidup, Georgie mendengarkan mengatakan “hai” saat mereka bertelepon.

Selama bertelepon menggunakan telepon kuning ajaib, Georgie merasa hubungannya dengan Neal membaik. Tapi kan… yang diteleponnya adalah Neal di masa lalu, bukan di masa sekarang yang membuat Georgie kebingungan akan berpisah atau tidak. Tapi, Georgie tetap merasa bahagia bisa mengingat kejadian lama dengan Neal dan tetap berusaha mempertahankan pernikahannya dengan Neal.

Saya membaca ini dengan penuh pengharapan bahwa mereka tidak perlu berpisah, tapi di sisi lain, saya nggak bisa relate karena belum tahu bagaimana terombang-ambingnya pernikahan karena salah satu pihak selalu ingin membuat senang pihak lain. Juga soal menutupi perasaan ragunya dan tidak terbuka pada pasangan. Georgie punya karakter semacam itu, dia tidak ingin merepotkan Neal untuk lebih banyak lagi. Oleh sebab itu dia tidak banyak bercerita pada Neal, sedangkan Neal sudah berusaha berkompromi dan menjadi “Bapak Rumah Tangga” di keluarga mereka dengan mengurus anak-anak.

Telepon kuning ajaib ini menjadi poin kunci dari buku Landline, elemen penting dalam hubungan Neal dan Georgie yang hampir retak. Tetapi mau bagaimanapun semua kembali ke pribadi masing-masing, apakah masih mau memperbaiki hubungan atau tidak, mau berkompromi atau tidak, mau saling memahami atau tidak, mau saling terbuka atau tidak. Semua pilihan itu ada di tangan masing-masing pasangan. Kalaupun Georgie memilih tetap egois, hubungan mereka akan tetap kandas, secinta apapun ia pada Neal.

Landline menjadi buku cerita rumah tangga yang memberikan banyak gambaran bahwa pernikahan seringkali menimbulkan banyak permasalahan. Buku ini bisa jadi gambaran yang cukup rinci soal bagaimana masalah rumah tangga yang dimulai dari hal sepele menjadi sesuatu yang mengurasi energy dan emosi.

Yak, sekian ulasan suka-suka dari buku Landline. Udah keburu lupa detail ceritanya karena sempet tertunda dan durasi membaca yang sangat lama.

Happy reading!

Post a Comment

0 Comments