Belum Berakhir


Aku melihatnya dari kejauhan sambil sesekali menyeruput es teh manis di kantin. Sepasang kekasih yang terlihat sedang bertengkar sungguh menarik minatku. Entah kenapa, orang-orang yang bertengkar selalu punya keunikan tersendiri.

Mereka masih tetap saling adu argumen, sampai seseorang menepuk keras pundakku.

"Lu gila, ya! Nggak liat gue lagi minum?!" semburku.

"Sorry, abisnya lu asik banget ngeliatin mereka berantem." Ia langsung duduk di sebelahku tanpa meminta izin terlebih dahulu dan mulai memperhatikan pasangan itu juga.

"Lu ngapain ikut-ikutan nontonin mereka, heh?"

"Nemenin lu aja. Biar seru, kan, kalo nontonnya barengan. Dubbingin, yuk!" ajaknya. "Yang salah tuh kamu. Aku kan udah bilang aku nggak pernah selingkuh."

Tanpa meminta persetujuanku, ia langsung berbicara seolah-olah ia adalah si pemeran lelaki itu. Kebiasaan memang. Akhirnya mau tidak mau aku ikut juga ke dalam permainannya.

"Lho, ini buktinya apa? Ada chat sayang-sayang di hp kamu tuh udah ngebuktiin semuanya," lanjutku menimpalinya.

"Kamu salah sangka. Itu tuh ibu kosanku."

"Ha? Jadi selama ini kamu selingkuhnya sama ibu kosan? Bener-bener, ya, kamu!"

"Lah, kok pergi. Yah nggak asik." Aku menoleh ke arahnya yang langsung menggerutu karena "tontonan" kami harus disudahi karena si pemeran perempuan tiba-tiba berlari ke arah parkiran.

"Bagi!" ucapnya sembari menarik gelas es teh manisku. Aku hanya mendengus sebal melihat kebiasaannya yang selalu membuatku ingin menjitak kepalanya.

Aku sudah akan beranjak menuju perpustakaan ketika ia mulai menarik tanganku. "Mau kemana?"

"Perpus."

"Nanti dulu, aku mau ngobrol sebentar." Apa-apaan ini, kenapa tiba-tiba ia mengganti panggilannya dari 'gue' menjadi 'aku'?

"Mau ngomongin apa sih? Ini gue buru-buru, lho."

"Nanti malem aku jemput kamu jam 7, ya."

"Mau ngapain?"

"Udah pokoknya kamu siap-siap aja. Mau bikin kejutan buat kamu."

"Ih, aneh lo. Bikin kejutan pake bilang-bilang."

"Ya, biar kamu nggak kaget makanya aku kasih teaser dulu."

"Paan sih lu. Udah ah. Bye..."

"Sampai ketemu nanti malam, Ra!"
___

Sesuatu mengganjal pikiranku sejak sore tadi. Entah kenapa perlakuan Fahmi membuatku sedikit berpikir yang bukan-bukan. Jangan-jangan ia selama ini suka padaku? Ah, tapi mana mungkin. Jangan berlebihan, Ra. Jangan halu!

Menunggu jam 7 rasanya amat sangat lama. Aku merasa perlu untuk berdandan sedikit dan memakai baju yang bagus walau hanya akan bertemu Fahmi. Tapi lagi-lagi pikiran warasku membantah.

"Lu ngapain sih, Ra. Lu kan udah sering ketemu dia. Ngapain pake baju bagus segala?" kataku di depan cermin.

"Otw, Ra." sebuah pesan masuk ke ponselku.

Akhirnya aku memutuskan untuk tetap memakai celana jeans dan kaos lengan pendek ditambah kardigan. Rambutku pun aku kuncir ekor kuda seperti biasanya. Begitu ia sampai ke rumah kosku, aku langsung bisa melihat perbedaan penampilannya malam itu. Sial, aku benar-benar tidak bisa berpikir jernih dan menebak apa kejahilannya kali ini.

Kafe dalam suasana yang tidak begitu ramai. Hampir semua orang di dalam kafe mengenalku dan Fahmi. Kami memang langganan nongkrong di sana.

"Siap-siap ya, Ra," kata salah seorang barista, Kevin.

"Emang mau ada apaan, sih?" tanyaku.

"Tunggu aja."

Aku tidak menyadari keberadaan Fahmi selepas kami sampai di kafe. Sial, kemana dia?

Fahmi keluar dari dapur kafe sambil membawa kue dengan lilin yang menyala. Ia berjalan ke arahku dan semua orang mulai menyanyikan lagu ulang tahun. Apa? Memangnya ini tanggal berapa? Aku melihat sekeliling kafe dan menemukan letak kalender biasa ditaruh.

"Happy birthday, Ra!" Fahmi berteriak karena orang-orang bernyanyi semakin lantang. Aku nyaris tersenyum ketika melihat gerak bibir Fahmi yang membentuk kata-kata "I love you" meski aku tak dapat mendengarnya.

Tapi aku merasa aneh. Ini semua. Fahmi. Tunggu sebentar... ini tanggal 1 April?

Belum selesai aku menyadari kejanggalan ini, tiba-tiba kue yang dibawa Fahmi sudah meluncur ke wajahku. Sialan!

"APRIL MOP, RAAA!!!!"

Aku terbangun dengan sebuah kecupan di dahiku. Boneka Donald Duck pemberian adikku yang melakukannya. Aku langsung belingsatan meraih ponsel dan mengecek tanggal hari ini.

1 April.

Sebuah pesan dari Fahmi.
"Ra, nanti siang ketemu di kantin, ya."

April Mop baru akan dimulai. Sialan![]
___

Menuju April 2020.
23:03

Post a Comment

40 Comments

  1. "Fahmi yang membentuk kata-kata "I love you" meski aku tak dapat mendengarnya." Sial! Harusnya aku jangan senyum-senyum dulu, wkwk..

    ReplyDelete
  2. Wkwkwkkw kenapa vina yang baper yaaaa, duh hati ini mudah baper, rapuhnyaaa. Tjakep mbaa ceritanyaa :) "gerakan mulut fahmi yang membentuk i love you" langsung terbayang astagaaaa, andai aja..

    ReplyDelete
  3. Wah keren ceritanyaaa. Kebayang kalau ini berulang terus harinya. Jadi semacam twilight Zone. Langsung berubah genre jadi horror

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wahahaha serem juga kalo berubah jadi horor. Aku belum berani untuk bikin tulisan horor wkwk

      Delete
  4. Saya jadi ikut baper nih hahaha...
    Sudah jarang baca cerpen di blog saat ini. Banyaknya artikel promosi. Hehehe... Ditunggu cerpen lainnya ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa. Aku juga lagi mau belajar nulis cerpen lagi. Supaya blognya bisa jadi tempat latihan menulis hehe

      Delete
  5. Oh ternyata hanya mimpi...
    Tapi seru juga tuh merayakan april moop dengan dalih ulangtahun 😂

    Eh, itu namanya Ra? Duh, Ra 😍

    ReplyDelete
    Replies
    1. Eh, Ra! Hahahaha

      Kasian tapi udah mah ngarep eh zonk.

      Delete
  6. Wew penasaran gimana itu selanjutnya yang beneran? Apa memang mimpi jadi kenyataan? Oh Fahmi, aku jadi deg2an

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bakalan ada lanjutannya gak yaaaa wkwk. Ditunggu aja kak :D

      Delete
  7. Tapi, saya jadi ngebayangin kalau itu kue beneran mendarat di muka. Bakal ngambek atau enggak, ya? Jadi penasaran hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bukan ngambek lagi kak. Marah besar kayaknya. Sayanglah itu kue dibeli buat dibuang doang huhu. Mending dimakan bersama kan yaaa~

      Delete
  8. Hanya mimpi atau dia bisa tau kejadian yang akan datang?
    Seru ceritanya. Berasa balik ke masa muda.

    ReplyDelete
  9. Memang ya enak ngelihat keributan.tapi kalau meengalami sendiri, enggak deh. Bikin stress

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaha netizen kan tim penyuka keributan tapi nggak suka kalo diri sendiri yang kena ribut.

      Delete
  10. Aku sangat menikmati cerita ini hehe.. karena aku paling suka cerita tentang anak anak muda dan sedikit ada bumbu kasih sayangnya hehe.. dan baca cerita anak anak muda seperti ini kita jadi ikutan awet muda lho hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku juga nulisnya sambil senyum-senyum sendiri biasanya. Soalnya kadang sambil berkhayal juga andai itu terjadi sama aku. Jadi berasa anak kuliahan lagi haha

      Delete
  11. Baca cerpen gini berasa muda lagi. Berasa masih remaja. Asyik2 baper gitu deh. Eh... btw.. emang masih ada ya april mop. Hihihi. Katanya udah dilarang ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, masa sih? Aku malah gatau. Hahaha. Kudet banget aku ya. Ntar cari tau lagi deh soal april mop hehe

      Delete
  12. Aku sukaaaa sama ending-nya. Ceritanya sederhana, tapi cukup ngena. Sialan emang nih si Fahmi. Bikin geer doang. Hft.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha sabar-sabar. Fahmi emang ngeselin jadi orang.

      Delete
  13. Plus kuenya jangan digituin, buat daku aja kuenya, pas nih jam segini sambil minum teh makan kuenya dan baca cerpennya, hihi. Ditunggu kelanjutan si april mop nya kak haha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya sayang banget emang kuenya huhu
      Siap nanti kalo ada lanjutannya bakal dilanjutin haha

      Delete
  14. kenapa gemes banget gini ceritanyaaaaa, rasanya udah lama nggak baca cerita romansa gini. lanjutkan kakkk, aku mendadak fans nih hehe

    ReplyDelete
  15. Endingnya ngejebak banget. Huwah, ketipu aku. Eh taunya mimpi dong. April Mop dong. Aku ikutan merasa kena April Mop habis baca.

    ReplyDelete
  16. duhh,, kok aku jadi ikutan baper ya, hahaha.
    aku kalau baca dan nonton selalu langsung kebawa suasana, hhihi

    bagus ceritanya, mbak. ditunggu cerita lainnya :)

    ReplyDelete
  17. Apakah mimpinya bakal jadi kenyataan? Tapi sepertinya itu bakal jadi April Mop yang bikin senyum2 terus. Aduh, baca ini aku jadi kangen jatuh cinta :(

    ReplyDelete
  18. sebuah April Mop membawa aku pada masa-masa putih biru yang dimana aku diberikan April Mop karena aku ditembak gitu ceritanya tapi boongan, sakit hati banget huhu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha emang sakit banget sih. Udah mah seneng eh dijatuhin :((

      Delete
  19. Kalau kuenya dua sih gak nyesek bgt ya lempar ke muka satu, cerita menarik

    ReplyDelete
  20. Udah seru eh ternyata mimpi :D Mantap nih aku udah lama nggak bikin cerita, baca ini jadi termotivasi untuk bikin cerpen juga :')

    ReplyDelete

Apa tanggapan kamu setelah membaca tulisan ini?