[Puisi] Di Ujung Telepon


Kita adalah harapan-harapan yang tertahan pada suatu waktu
Malam ketika isi pikiranmu jatuh di telingaku, bibirku kelu
Membisu seperti waktu-waktu di masa lalu

Kau bicara dan membiarkan aku ikut tertawa
Kau mendengar dan aku tak bicara apa-apa
"Kenapa?" kita berdua dilanda tanda tanya

Aku mendengar pikiranmu mulai kelelahan,
atau mungkin bosan dengan apa yang kubicarakan
Aku terlalu banyak menaruh harapan untuk bisa berbincang dengan lantang
Nyatanya, semuanya berubah jadi ketakutan

Kau bilang, aku hanya harus berani mencoba
Ternyata aku tetap ingin diam saja,
dan tak bicara apa-apa

Kau selalu punya banyak hal untuk dilemparkan
Sedang aku memilih untuk mendengarkan

Aku membuat percakapan kita semakin tidak mudah
Kau mungkin marah, tapi akhirnya hanya pasrah
Di ujung telepon, suaramu menghilang dan aku mulai merasa bersalah.

Cileungsi, seusai teleponmu ditutup.
20 Agustus 2019.

Post a Comment

0 Comments