[Book Review] Supernova #5: GELOMBANG by Dee Lestari



Judul: Supernova #5: Gelombang | Pengarang: Dee Lestari | Penerbit: Bentang Pustaka | Tahun Terbit: Oktober 2014 | Tebal Buku: 492 hlm. | ISBN: 978-602-2910-57-2


Dua kali saya membaca buku ini, saya banyak meninggalkan detail-detail yang harusnya saya pahami menjelang masuk ke buku terakhirnya. Saya banyak melupakan apakah Alfa, si tokoh utama, memang pernah berkonsultasi dengan dokter spesialis masalah tidur? Yang saya ingat cuma bagian ketika Alfa berusaha "membunuh" dirinya sendiri dengan bantal ketika sedang tidur. Lainnya, sama sekali saya tidak ingat. Maka dari itu ketika membaca ulang buku ini saya sering bergumam, "Kok aku kayak belum baca bagian jni sih?"

Pada bab-bab awal, pembaca akan disuguhi latar tempat di suatu desa di Sumatera Utara: Sianjur Mula-Mula. Jujur, ini pertama kalinya saya tau ada desa bernama itu di Sumatera Utara. Bahasa Batak yang digunakan dalam percakapan pun bikin saya merasa kalau buku ini penuh dengan budaya, termasuk soal budaya Gondang yang dilakukan setiap kali ada upacara perayaan khusus. Gunanya untuk memanggil arwah leluhur dan memberkati apapun yang akan dilakukan oleh suatu desa.

Nah, saat inilah Thomas Alfa Edison Sagala atau sering dipanggil Ichon di kampungnya, mendapati dirinya bertemu dengan sosok hitam besar yang dipanggil Jaga Portibi. Bapaknya Ichon ini memang sangat ingin anak-anaknya menjadi ilmuwan, makanya dikasihlah nama ilmuwan pada anak mereka. Dua kakak Ichon pun bernasib sama: Albert Einstein (Eten) dan Sir Isaac Newton (Uton). Keren-keren lah nama mereka.

Suatu hari mereka sekeluarga pindah ke Jakarta dan Alfa dibawa pergi ke Amerika dengan tawaran akan disekolahkan di sana. Beruntunglah si Alfa ini karena dia punya otak encer yang membuat ia bisa bertahan sekolah sampai kuliah dengan beasiswa meski legalitasnya dipertanyakan. Daaan, permasalahan utama Alfa saat itu adalah ia tak pernah punya jam tidur seperti orang normal lainnya. Mimpi buruk dan si Jaga Portibi selalu datang ketika ia tidur lebih dari dua jam.

"Kekuatan alam bawah sadar jauh lebuh besar daropada yang bisa manhsua bayabgjan, Alfa. Mimpi adalah jalan cepat hntuk memasuku dan mengenalnya." - Dr.Collin (Hlm.293)

Di sinilah ia sekarang, mencari tahu penyakit apa yang dideritanya selama ini. Kejadian-kejadian aneh yang membawanya menemui Dr. Kaldeen dan rahasia tentang Gelombang yang mulai terkuak. Perjalanan panjang Alfa mencari tahu potongan misteri di dalam mimpinya, hingga bertemu orang-orang yang menyebut diri mereka sebagai Infiltran. Bagi saya ini semakin seru.

Pengertian kita tentang hidup memang berbeda, Alfa. Bagi kami, mati adalah lupa. Lupa siapa diri kita sesungguhnya. Peretas, seperti manusia kebanyakan, hidup dan mati berulang-ulang. Kalian lupa berulang-ulang. Kami tidak. Seberapa pun seringnya tubuh ini diganti, kami tidak pernah lupa. (Hlm 419).

Saya nyaris berpikir bahwa realitas dunia ini seperti yang digambarkan dalam supernova. Tentang manusia yang reikarnasi berkali-kalidan hanya "lupa" bukan mati seperti yang orang-orang percayai. Atau ada beberapa makhluk yang hidup kembali dengan wujud yang berbeda tapi punya jiwa yang sama. Ah, rasanya memang mustahil, tapi saya ragu apakah kemustahilan itu merupakan hal yang mustahil pula?

Potongan puzzle dari buku Gelombang memang masih perlu banyak pelengkapnya. Dan Intelegensi Embun Pagi menjadi penutup yang menjadi jawaban aras semua pertanyaam dari kelima buku sebelumnya. Bagi saya, buku Gelombang memang sangat kompleks. Mulai dari pengetahuan adat sampai berbagai pertanyaan yang muncul mengenai gugus ini disampaikan dengan tepat dan membuat pembaca geregetan. Sehingga tidak sabar membaca buku lanjutannya.

Jadi, sudahkah kamu membaca buku ini?

RATE: 4/5

Post a Comment

2 Comments

  1. Wah, aku pernah baca novel ini bagian awal-awal aja, belum lebih lanjut :'( Belum pernah tuntas, huhu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Awal-awal aku juga sempat ngerasa agak bosan dan stuck, tapi masuk ke inti ceritanya barulah menyenangkan. Coba baca aja kak hehehe

      Delete

Apa tanggapan kamu setelah membaca tulisan ini?