[Book Review] Jatuh dan Cinta by Boy Candra


Judul: Jatuh dan Cinta | Pengarang: Boy Candra | Penerbit: MediaKita | Tahun Terbit: 2017 | Jumlah Halaman: 244 hlm. | ISBN: 9789797945480 | Harga: Rp 52.000,-

BLURB

Ada banyak sekali hal yang tak bisa kuutarakan, maka kutuliskan saja. Semua perasaan yang tak tersampaikan, hal-hal yang mungkin terasa menyakitkan, perihal kamu dan dia yanh rumit, atau catatan-catatan yang tak pernah kukirim langsung untukmu, aku tulis dalam sedihku.

Semua perasaan itu akhirnya membuatku mengerti arti jatuh dan cinta. Aku-atau kamu-akan selalu punya alasan untuk kembali bangkit. Meski​ banyak perjalanan yang pernah terasa begitu sulit.

Maafkan jika beberapa hal dariku terasa menyakitkan. Aku hanya ingin kamu tahu, bahwa ada bagian yang terlalu sulit dikatakan, tetapi harus tetap kukatakan. Sulit untuk kutolak, tetapi harus kutolak. Sebab, aku harus tega membunuh semua perasaan yang hanya akan mempersulit bagian-bagian hiduoku. Perasaan yang jika kuturuti tak juga baik untukmu.

Semoga kamu mengerti, bahwa tidak semua hal baik bisa dilalui dengan menyenangkan di dunia ini.
---

Mengenal nama Boy Candra sebagai spesialis penulis galau nggak bikin saya lantas membeli semua bukunya. Jatuh dan Cinta, buku terbarunya yang terbit bulan Oktober 2017, adalah bukunya yang pertama kali saya beli dan baca. Alasannya sederhana, saya mau dapat CD lagu yang disertakan ketika PreOrder buku tersebut. Entah kenapa saya lagi suka mengoleksi CD yang ada kaitannya dengan buku, macam Albuk Konspirasi Alam Semesta-nya Fiersa Besari.

Awalnya saya pikir buku Jatuh dan Cinta adalah sebuah novel yang apik dengan quotes yang meluluhlantakkan hati, ternyata saya salah menduga. Berbekal quotes yang terus dilemparkan ke khalayak ramai di Instagram penerbitnya, saya seperti terkena sihir ingin membaca. Sampai di halaman pertama, buku ini setipe dengan Garis Waktu-nya Fiersa Besari dan Mengenang Kenang-nya Ari Keling. Yap, Jatuh dan Cinta seperti memoar dalam berbagai potongan cerita.

Terbagi menjadi lima bab yang berbeda, buku ini fokus memberikan banyak cerita soal jatuh dan cinta. Setiap cinta tentu tidak selalu berujung manis. Di sinilah Boy Candra memasukkan elemen "jatuh" dan sakitnya mencintai. Jujur saja, ketika saya membaca bagian itu, saya merasa ditampar berkali-kali. Belum lagi ketika membaca, saya merasa ada seseorang yang menghakimi saya atas perbuatan yang saya lakukan kepadanya. Seketika itu juga saya sadar, saya memang salah, tetapi dia juga tidak sepenuhnya benar.

Membaca buku ini memang harusnya diresapi baik-baik. Isinya bukan cuma soal sepasang kekasih atau hubungan percintaan antara dua orang berbeda jenis kelamin, tetapi lebih luas dari itu. Perjuangan memahami diri sendiri; menyayangi keluarga; dan berusaha bangkit dari keterpurukan hidup juga membuat cerita-cerita di dalamnya lebih bervariasi.

Bicara dari segi sampul buku, bagi saya sudah cukup menarik dan estetik. Lukisan seorang perempuan yang tertunduk layu seolah memberitahu kita kalau cinta itu menyakitkan karena didahului kata "jatuh". Entahlah, itu pemikiran saya aja sih.

Intinya, cerita-cerita yang Boy Candra tulis di buku ini bisa menjadi motivasi ataupun tamparan seperti yang saya rasakan, sehingga membuat saya menyesal telah melakukan tindakan yang demikian bodoh. Sampai hari ini, saya sendiri tidak tahu apakah yang sudah saya lakukan benar atau salah setelah meminta maaf padanya.

Ini beberapa quotes yang saya suka.

Ada titik dalam hidup inu seseorang harus berhenti, harus memutuskan untuk tidak peduli lagi. (Hlm. 29).
Kamu hanya perlu meyakini, ada atau tidak ada dia, kamu tetap harus bahagia. (Hlm. 35).
Aku tidak dendam, aku hanya menjaga diriku dari hal-hal yang dulu meluluhlantakkan semestaku, dari hal-hal yang pernah mengacaukan hari-hariku. (Hlm. 49)
Saat kamu semakin dewasa, kata-kata harus jelas, kalimat-kalimat yang menjadi permasalahan harus disampaikan tuntas agar meemukan jalan keluar yang membuat jiwa yang gelisah bebas. (Hlm. 72)

Patah hati diciptakan sebagai amunisi untuk lebih banyak mengenali diri sendiri, bukan membuatmu tidak berani menghadapi hal-hal baru sebagai tantangan. (Hlm. 108)

Kadang, kamu hanya perlu memberi kesempatan untuk dirimu bahagia, bukan hanya menanti seseorang yang membuatmu bahagia. (Hlm. 113)
Move on adalah proses yang harus dilalui dengan tenang agar kamu benar-benar menang. (Hlm. 138) 
Setiap hati yang ingin dipulihkan memang seharusnya dijauhkan dari kebiasaan yang membuatnya susah untuk melupakan.(Hlm. 162)
Hidup ini bukan untuk membahagiakan orang lain saja, tetapi juga untuk merasa bahagia dengan apa yang kamu jalani. (Hlm. 179)
Yak, sekian deh reviewnya. Btw, kalau aku jual buku ini mau ada yang beli nggak ya? Hehe

Rate: 3,5/5

Cileungsi, 5 Januari 2018.
00:34

Post a Comment

0 Comments