[Book Review] Love, Affair, and the Reunion by Ifa Avianty


Judul: Love, Affair, and the Reunion (The Romantic Girls #3) | Pengarang: Ifa Avianty | Penerbit: Noura Books | Tahun Terbit:  Maret 2012 | Jumlah Halaman: 304 hlm.| ISBN: 6029498349 | Harga: Rp 49.000,-

BLURB

Tere: Aku tak pernah menduga kalau suatu waktu dalam hidupku, aku berselingkuh dan sekaligus menjadi selingkuhan…

Tricia: Serius. Aku mulai berpikir untuk mengakhiri saja semua kepura-puraan ini. Pernikahan ini. Tapi sebelumnya aku harus mengumpulkan bukti-bukti terlebih dulu.

Sonia: Menikah dengannya membuatku merasa… tak dipercaya, bahkan untuk urusan kecil dan sepele. Sebut aku bodoh, tapi aku tak mau ketika aku berontak, dia pergi meninggalkanku…

Sisil: Teman-teman saya hampir semua sudah menikah, sebagian malah sudah punya anak. Nah saya? Calon suami saja nggak ada.

Astrid: Saat seharusnya aku bahagia karena akhirnya ada juga yang mau mengajakku menikah, ternyata aku harus diuji kembali. Aku hancur… remuk….
***
Ujian demi ujian menghampiri kehidupan The Romantic Girls. Pernikahan yang tak harmonis, perasaan tersisihkan sebagai istri, hingga perselingkuhan, mereka alami. Akankah masalah-masalah tersebut memperkuat pernikahan mereka, atau malah menghancurkan? Dan akankah persahabatan yang telah lama mereka bangun, rusak karena pengkhianatan salah satu dari mereka? Buku terakhir dari The Romantic Girls Series ini sekali lagi akan mengaduk perasaan Anda sebagai perempuan.
---

Ini pertama kalinya saya membaca buku karya Ifa Avianty. Sebelumnya saya sering dengar nama beliau, tapi belum tertarik membaca karyanya. Sampai saya membaca bukunya yang berjudul Love, Affair, and Forgotten, saya merasa... ingin lekas menikah. Hahaha. Iya, setelah membaca Tea For Two kemarin, saya jadi tercerahkan. Pernikahan banyak kok yang manis, banyak kok yang langgeng aja, banyak kok yang suaminya romantis sampai setelah menikah. Semua cuma tergantung orangnya.

"Manusia bisa berubah ke manapun, baik makin baik ataupun sebaliknya. Sementara pada dasarnya semua manusia kan baik, fitrahnya suci." - Sisil. (Hlm. 233)

Tapi, ada sebuah kesalahan dalam membaca buku ini. Ternyata Love, Affair, and Forgotten ini adalah buku ketiga dari series. Jujur saja, awalnya saya memang asal mencomot buku ini karena memang lagi obral. Jadi, saya nggak tahu kalau sebenarnya buku ini punya dua seri di depan yang ceritanya tentang para tokoh sebelum menikah. Yaaah, tapi nggak apa juga sih, toh saya tetap baca ini meski jadi nggak tahu sebelumnya tokoh itu ngapain aja.

Well, dari tampilan cover yang warnanya hijau ini, saya sempat berpikiran kalau ceritanya nggak bakalan seru alias ngebosenin. Belum lagi gambar di sampulnya itu foto tiga perempuan gitu. Foto lho ya, bukan gambar. Saya sebenarnya males banget kalau lihat cover model begini, soalnya kepikirannya pasti sama novel Hisrom yang ala ala itu. Saya nggak suka.

But, don't judge a book by the cover disini sangat bekerja. Saat membuka kata pengantar si penulis, Mbak Ifa, saya baru tahu kalau isi cerita di dalamnya berdasarkan kisah nyata. Katanya sih Mbak Ifa nanya sendiri ke orang-orangnya. Oke, nggak apa-apa, banyak kok novel dari kisah nyata. And then, saya langsung penasaran seperti apa sosok Mbak Ifa ini? Apakah seperti wanita karir yang bekerja di kantoran atau bagaimana? Eh ternyata, duh foto Mbak Ifa yang berjilbab bikin pandangan saya berubah seketika. Saya pikir beliau ini seperti mbak-mbak kantoran, ternyata wajahnya keibuan banget.

Masuk ke cerita, saya dibuat benar-benar seperti membaca diary seseorang. Ralat, banyak orang. Sebab, tokoh-tokoh di buku ini nggak cuma saru atau dua, tapi... banyak. Saya lupa tepatnya berapa, males ngitung juga. Satu persatu tokoh, mulai dari para istri sampai suaminya pun turut bercerita di buku ini.  Lengkap dengan gumaman dan pikiran ala pasutri gitu lah.

Saking banyaknya tokoh dalam buku ini, saya nggak yakin bisa menyebutkan dengan tepat setiap pasangan suami istri. Eh, tapi di buku ini nggak cuma soal kisah rumah tangga, lho. Ada juga kisah tiga perempuan yang masih single. Jadi awalnya para perempuan ini menamakan dirinya The Romantic Girls. Kemudian setelah menikah mereka membuat grup baru bernama The Wallflowers, makanya tersisalah tiga orang yang belum menikah. Yang saya suka dari buku ini adalah rata-rata tokoh perempuan disini, baik yang masih single maupun sudah bersuami, mereka tetap punya karir yang bagus. Walaupun ada beberapa yang memang menjadi ibu rumah tangga saja.

Dalam buku ini saya menyukai pasangan Deasy-Kak Didi karena bagi saya keluarga mereka yang paling harmonis. Setiap ada permasalahan selalu dibicarakan. Salah satu yang sering kali jadi cekcok di rumah tangga mereka cuma karena Kak Didi yang nggak bisa romantis. Hehehe. Belum lagi Kak Didi juga punya karakter penyayang dan sholeh meski nggak romantis itu tadi.

Bagian yang saya suka dari buku ini adalah pertemanan para istri dan para suami ini terus dijalani dan diperkuat dengan pengajian rutij yang mereka adakan. Sehingga, mereka ini tetap terjaga silaturahminya sekaligus menambah ilmu agama untuk diri mereka maupun dalam berumahtangga. Saya sendiri berharap kelak akan seperti itu. Punya teman-teman yang bisa diajak diskusi dan nagji bareng begitupun dengan suami saya nanti dan suami dari teman-teman saya. Jadi, hidup kita nggak cuma soal duniawi tapi juga akhirat.

Ada satu kalimat dari salah satu tokoh suami di buku ini, namanya Bram, yang bikin saya speechless.

"Karena saya yakin Tuhan menciptakan pernikahan sebagai rumah tempat saya pulang. Di mana setelah menikah, saya punya sarang yang hangat, yang membuat saya nggak mau pergi lagi ke tempat lain." (Hlm. 115).

Seperti yang saya bilang di atas, membaca buku ini seperti membaca diary masing-masing pasangan. Jadi saya enjoy banget bacanya, bahkan nggak kerasa dan cenderung penasaran terus dengan cerita mereka. Apa yang mereka hadapi dalam rumah tangga dan bagaimana menyelesaikannya. Overall, buku ini bagus buat hiburan, tapi tetap punya nilai religi yang cukup untuk kehidupan rumah tangga maupun yang masih single. Hehehe.

Rate: 3/5


Cileungsi, 2 Desember 2017.

Post a Comment

2 Comments

  1. Ahhh ku pengin baca nih, biar nggak bikin ngebet nikah banget. Haha
    Ya kl kata sisil, gmn mau nikah calon aja belum ada.. Wkwk

    ReplyDelete

Apa tanggapan kamu setelah membaca tulisan ini?