Best Effort For "SKRIPSI"


Ini hari kedua saya menunggu seseorang yang juga belum saya temui lagi sampai hari ini.

Lepas dari hari kemarin yang membuat saya cukup lelah hati menunggu seharian demi bisa bertemu dosen penguji, saya akhirnya pulang ke kosan dengan sia-sia. Ya, saya tidak mendapatkan hasil apa-apa, pembaca. Bahkan hanya setoreh tanda tangan dalam buku bimbingan pun tidak. Saya biarkan, mungkin esok adalah waktunya.

Kemarin, saya bertemu dosen pembimbing 1 saya dengan wajah merah menahan malu karena hari sebelumnya saya sempat salah kirim SMS. Saya pikir beliau bakalan tak acuh pada saya dan membahas kesalahkiriman saya pada hari sebelumnya, tapi ternyata beliau menyapa saya dan bertanya perihal proggres skripsi saya dengan santai. Hal ini tentunya membuat saya lega, sekaligus menyadarkan bahwa jangan dulu berprasangka, tapi cobalah hadapi. Gitu.

Prasangka saya masih pada semula. Pasalnya saya pikir beliau akan memarahi saya karena saya melewati tenggat waktu yang beliau berikan untuk mengerjakan skripsi pasca seminar proposal di tanggal 2 Mei. Jelas, ini sudah 2 bulan dari waktu 2 minggu yang beliau berikan. Saya cuma bisa meringis, mencoba mencari pembenaran sekaligus bermuka manis supaya beliau juga bisa mengerti. Dan kenyataannya, prasangka saya kelewat jauh. Mungkin saya memang takut deh.

"Lho, kamu juga sama saya kan (red-pembimbingnya)?" kata beliau.

"Iya, Pak." Saat itu posisi saya duduk ada di bangku di depan jurusan di sebrang beliau.

"Coba sini, sini, gimana?" Tangan beliau mengisyaratkan bahwa saya harus pindah duduk di sebelah beliau. Komunikasi nonverbal yang bisa saya tangkap seperti itu.

"Saya menunggu dosen penguji untuk acc penelitian. Tapi bab 4 sudah saya kerjakan sampai selesai, Pak," kata saya. Bohong sih, kalimat saya agak santai, meskipun semua yang saya katakan benar.

"Lho, kamu belum revisi dari abis seminar itu?" Saya menggeleng dan menjawab 'belum'. "Kamu baru datang apa gimana? Ya sudah, pak dosen penguji ditunggu aja. Nanti setelah itu ke saya langsung. Saya Jum'at ke Surabaya, lho."

"Sampe hari apa, Pak?" Sontak saya bertanya langsung.

"Sampe Senin doang kok."

Percakapan semacam itu akhirnya meruntuhkan ketakutan saya. Harapan untuk bisa lulus semakin tinggi. Ya, harus, bagaimanapun caranya. Tetapi hari ini saya gagal juga bertemu dosen penguji karena beliau ada urusan memenuhi undangan yang entah dimana (red-kondangan).
---

Sebagai mahasiswi tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripsi, saya juga punya cara dan harapan tersendiri. Karena tidak bisa lulus cepat di bulan Mei kemarin, tentu saya harus mengejar target lulus di bulan September. Beberapa alasan juga membuat saya harus punya tekad kuat untuk segera menyelesaikan skripsi dengan baik.

Anyway, saya punya tips buat teman-teman yang sudah merasa lelah dengan skripsi dan ingin menikah saja.

1. Punya target
Seperti yang saya bilang di atas, target itu penting ketika kita mulai memasukkan skripsi sebagai mata kuliah akhir. Tentunya tidak akan ada mata kuliah lain yang akan mengganggu target kita. Saya sendiri menyusun target di awal dengan sistem 2-2-1. Dua bulan bimbingan sebelum seminar, dua bulan pengerjaan hasil, 1 bulan bimbingan sebelum sidang akhir. At least, ini bakal berbeda buat masing-masing jurusan karena ada beberapa jurusan yang nggak pake seminar proposal, melainkan langsung seminar hasil. Nah, bisa disesuaikan, ya.

2. Fokus
Mengerjakan skripsi itu harus fokus. Godaan scroll instagram sama main twitter itu memang besar banget. Bahkan terasa lebih asik menulis status di sosial media dibanding menulis di lembar skripsi. Ya, kan?
Nah, ketika kita sudah memutuskan untuk mengambil skripsi, pastikan hati dan pikiran kita juga didedikasikan untuk skripsi. Selalu ingat, skripsi ini adalah pintu gerbang untuk lulus. Kalau kita mau lulus, pasti kita akan sepenuh hati mengerjakan. Fokus pada tujuan, yaitu pintu gerbang kelulusan.

3. Revisi itu tanda peduli
Beberapa kali mendapat coretan penuh cinta (red-revisi) mungkin bisa membuat kesal hati. Pasalnya, kita sudah begadang mengerjakan skripsi, baca jurnal sana sini, menulis semaksimal mungkin, masa iya masih kena revisi juga? Oow, jangan salah paham gitu ah. Revisi itu tanda kalau dosen memperhatikan karya kita. Apalagi kalau ada dosen yang suka ngasih revisi detail sampe ke tanda baca, itu artinya dia benar-benar membaca dengan teliti. Jangan dianggap dosen itu benci kita dong, temen-temen. Justru kita wajib curiga sama dosen yang jarang ngasih revisi, jangan-jangan skripsi kita cuma dilihat sekilas aja. Duh, padahal kan skripsi udah dibikin susah payah.

4. Banyak bersabar
Sama seperti cerita saya di atas, mungkin banyak juga mahasiswa merasakan hal yang sama. Perihal dosen yang sulit ditemui, dosen yang tiba-tiba ke luar kota selama berminggu-minggu, ataupun dosen yang perfeksionis pada skripsi kita. Kita cuma perlu bersabar. Saya akan coba memposisikan diri di pihak dosen. Biasanya satu dosen pasti memegang lebih dari satu mahasiswa bimbingan, kan? Belum lagi pekerjaan mereka bukan cuma membimbing kita, mereka juga harus mengajar di kelas, menghadiri seminar undangan (misalnya). Ya, sama saja seperti kita, kadang kita juga punya urusan lain di luar urusan akademik.

Kuncinya memang cuma sabar. Menunggu dosen maupun mengerjakan revisi itu harus dengan ikhlas dan sabar. Pahamilah, ketika waktunya tepat, kita pun bisa lulus dengan nikmat.

5. Berdoa dan minta restu orangtua
Perjuangan mengerjakan skripsi tentu juga nggak boleh jauh dari doa, baik doa sendiri maupun doa dari orangtua. Bagus juga kalo minta doa dari orang lain. Lebih banyak doa baik Insya Allah bisa memudahkan perjuangan kita. Tapi jangan cuma minta doa aja, niat dan usaha juga harus dilakukan dengan baik. Minta sama Tuhan supaya hati kita digerakkan untuk mengerjakan ketika sudah berniat.

Saya yakin semua teman-teman yang pernah ataupun sedang mengerjakan skripsi juga merasakan hal yang sama. Lulus cepat atau tidak semua tergantung perjuangan kita. Saya masih optimis, apapun yang kita lakukan dengan sungguh-sungguh maka hasilnya pun tidak akan mengecewakan. Semoga kita semua merupakan orang-orang yang beruntung. Aamiin. Semangat skripsian!

Ada yang punya tips lain mungkin? Silakan komen ya :D

Purwokerto, masih semangat meski agak lelah.
7 Juli 2017. 15:58.

Post a Comment

4 Comments

  1. Semangat yaaa.. fokus menulis karya ilmiah tu beratnya luar biasa memang. Tapi kalo udah selesai suka takjub sendiri :)

    Tatat

    ReplyDelete
  2. Sahabatku lagi mau sidang dan bilang 'mainnya nanti lagi ya, abis sidang, gue masih deg-deg-an' :)) Saling support!

    ReplyDelete

Apa tanggapan kamu setelah membaca tulisan ini?