Sore menjelang maghrib, para blogger diberangkatkan ke Bukit Tranggulasih menggunakan mobil bak terbuka. Kurang lebih 10 orang yang berdiri di belakang mobil itu. Entah euforia apa yang meliputi hati saya ketika pertama kalinya pergi ke Tranggulasih dengan mobil semacam itu. Seringnya memang menggunakan motor sih. Sebab, jalanan menuju Bukit Tranggulasih itu nanjak parah. Naik motor aja saya harus berkali-kali diingatkan untuk pegangan supaya tidak melorot ketika motor menanjak. Lain halnya dengan naik mobil bak terbuka, harus banyak-banyak berdoa, ditambah itu masih maghrib dan jalanan sudah mulai gelap.
Setelah tidur nyenyak dan menikmati pagi yang dingin di Baturaden serta menyerap ilmu dari Pak Sudiyanto, Tim Juguran Blogger #3 menuju tempat lain di daerah Sokaraja.
Malam itu saya masih terjaga di depan laptop sembari menggarap bab IV skripsi ketika info soal Juguran Blogger Banyumas mampir ke ponsel saya. Melihat kata "GRATIS" tentu saya langsung tertarik. Apalagi saya anaknya suka yang gratisan. Hahaha. Iya, kan? Siapa yang nggak suka gratisan coba? Lalu, saya baca flyernya berulang-ulang untuk menetapkan hati: ikut atau tidak.
Di zaman yang serba digital ini, sepertinya semua hal menjadi sangat mudah dilakukan, termasuk dalam hal mengakses pemesanan jasa transportasi. Kalau dulu setiap pulang sekolah saya harus menyetop angkutan umum di pinggir jalan, sekarang tinggal pesan lewat aplikasi, kita bisa langsung dijemput dengan nyaman. Dunia sudah berubah.
'Kenapa diam?' katamu. Aku cuma meringis.
Menciptakan kenangan manis yang mungkin hari ini kaulupa,
seperti jalanan lengang yang jarang kausapa
Celoteh orang-orang di kedai makan menenggelamkanku pada diriku sendiri
Aku yang berusaha memanjat ke pikiranmu, tapi tak pernah sampai
Di jam 11 malam ini sebenarnya banyak yang saya pikirkan. Tema blog pekan 26 ini juga membuat saya harus berpikir keras tentang bagaimana saya menjaring pembaca di blog saya. Sebelumnya saya mau bilang, tidak ada tips khusus untuk menarik pembaca karena memang saya belum merencanakannya dengan matang.
Ini hari kedua saya menunggu seseorang yang juga belum saya temui lagi sampai hari ini.
Lepas dari hari kemarin yang membuat saya cukup lelah hati menunggu seharian demi bisa bertemu dosen penguji, saya akhirnya pulang ke kosan dengan sia-sia. Ya, saya tidak mendapatkan hasil apa-apa, pembaca. Bahkan hanya setoreh tanda tangan dalam buku bimbingan pun tidak. Saya biarkan, mungkin esok adalah waktunya.
Sudah jam setengah 3 sore waktu Indonesia Barat dan aku masih baru bisa menyelesaikan beberapa halaman hasil skripsi. Beruntunglah skripsiku hanya mengharuskan duduk di depan laptop tanpa kemana. Meskipun aku bosan setengah mati, tapi aku harus menyelesaikan ini dengan segera. Biar besok bisa bimbingan. Yak, langsung saja. Hari ini, sudah hampir deadline, aku mau menuliskan cerita soal lebaran 2017 yang bisa dibilang mengesankan.