Perkembangan teknologi kian terasa dari tahun ke tahun. Perkembangan ini dapat dirasakan dan dilihat seperti halnya teknologi kamera yang kini sudah dibenamkan dalam sebuah smartphone atau ponsel pintar. Tak hanya itu, para vendor ponsel bahkan berani mengklaim bahwa kualitas kamera pada smartphone buatannya sudah setara dengan fitur dan kualitas kamera digital profesional. Demi alasan kepraktisan, masyarakat kini lebih sering menggunakan kamera ponsel dibandingkan menggunakan kamera digital. Padahal, kamera digital masih jauh lebih unggul dibandingkan kamera pada smartphone. Mengapa? Simak ulasannya dibawah ini. 

Sumber: google.com (dengan editan pribadi)

Apakah kamu pernah merasa takut ketika bertemu dengan orang baru? Perasaan takut ditipu, dicelakai, dan dimanfaatkan? Semacam ketakutan yang muncul tiba-tiba karena kamu tidak mengenal orang ini? Aku pernah.

Reputasi? Re-pu-ta-si. Sebuah perbuatan yang dilakukan seseorang atau lembaga untuk bisa mendapatkan nama baik, tetapi bila tidak dilakukan dengan baik maka akan jadi buruk.

Ya, begitulah pemahaman saya soal reputasi. Seseorang tentu ingin sekali dianggap punya reputasi baik di mata orang lain. Untuk mencapainya tentu ia melakukan sesuatu yang baik. Reputasi tentunya menjadi sangat penting bagi setiap orang karena adanya kehidupan sosial. Pun bagi bloger yang hidup di dua dunia, yaitu dunia maya dan dunia nyata.

Saya tau ini bakalan nggak nyambung, tapi ya dilanjut aja, udah nulis segini banyak.

Menulis bagi saya sudah kayak makanan. Tetep harus ada, meskipun nggak tiga kali sehari. Kegiatan menulis, baik dengan tangan maupun keypad/keyboard kayaknya sudah jadi kebiasaan. Mulai dari menulis status, ngeblog, ngetik chat, sampe menulis beneran di buku harian. Hal-hal kayak gitu sering banget saya lakukan, karena memang saya hobinya ngetik-ngetik atau nulis-nulis apapun yang saya suka.

Aku terduduk di kursiku, gerbong 3 nomor 17B. Terbiasa pergi sendiri membuatku seringkali merenungi banyak hal, termasuk hari ini. Ini perjalanan pertamaku ke Semarang. Berbekal undangan dan tawaran seorang teman untuk menginap di rumahnya, aku berangkat. Tidak ada dalam bayanganku soal hal-hal buruk yang akan terjadi. Aku selalu optimis, atau terlalu optimis lebih tepatnya. Karena aku yakin, lebih banyak orang baik dibandingkan orang jahat. Semoga saja itu benar.

Tik tok...

Tik tok...

Tik tok...

Deadline hari ini dan saya masih bingung menulis apa. Sejak hari pertama tema dilempar pada peserta, saya sama sekali nggak paham soal temanya. Padahal sudah dikasih konten rujukan untuk menarik ingatan dan ide-ide, tapi nyatanya pengetahuan saya tetap kosong soal tema yang satu ini. Agregator berita? Hm, saya baru dengar istilah itu. Mengunduh aplikasi agregator berita pun saya malas. Apalah saya mah, apa-apa malas, yang nggak malas cuma ketemu kamu.