Liburan Dadakan di Sungai Serayu


Rafting?

Membaca rundown acara Blogger Trip bersama Dinas Pariwisata Banjarnegara membuatku sedikit kaget dan... bahagia. Kaget karena aku baru pertama kali rafting, takut tenggelam gitu di sungai. Bahagia karena akhirnya aku akan ngerasain yang namanya rafting. Yeay! Lebih bahagianya lagi akhirnya aku liburan, meskipun tugas kukiah sedang ramai-ramainya. Sorry, dear, liburan gratisku kali ini lebih penting. Hahaha.


Berangkat dengan satu ransel berisi 3 stel baju dan 1 buah jaket, serta tas slempang, aku berangkat bersama Banjarnegara bersama 19 blogger lainnya. Antusiasku tidak bisa dibendung lagi. Aku semangat sekali rasanya. Kata-kata kurang piknik akhirnya terhapuskan dari kepala karena sekarang saatnya piknik.

Mendung di hari keberangkatan kami sukses membuatku tertidur pulas di mobil. Mungkin kalau aku diculik pun aku nggak bakalan tahu. Hiks. Tetapi aku bersama orang-orang baik. Dan sampailah kami semua di The Pikas, lokasi pertama yang tertera di jadwal acara kami.


Satu hal yang ingin aku ucapkan saat itu: Gila, ini tempat asik banget! Ada beberapa cottage di sini yang bisa disewa pengunjung untuk bermalam. Bentuknya rumah panggung dari kayu dengan suasana pedesaan yang adem banget pokoknya. Fasilitas di dalam cottagenya pun sederhana saja, kasur busa, selimut, kamar mandi, wc, dan bilik mandi yang hanya bertutupkan tirai. Jadi, mau mandi bareng-bareng, ya bisa. Aku sih betah kalau lama-lama di cottage. Hahaha.

Harganya gimana? Sini aku bisikin dulu soal harganya. Biasanya anak-anak kuliahan kayak aku pasti maunya penginapan yang murah dan nyaman. Nah, langsung aja tentukan pilihannya. Untuk yang paling murah ada Cottage Lumbir dengan harga Rp 400.000,- dengan kapasitas 4 orang. Nah, murah, kan? Bisa deh patungan per-orang seratus ribu. Aku aja mau deh kesini lagi sama temen-temen.



By the way, The Pikas itu nama yang lucu, yah? Entah kenapa baca namanya aku malah inget Pikachu, padahal Pikas itu akronim dari Pinggir Kali Serayu. Yup, penginapan ini memang berada persis di pinggir Kali Serayu. Iya, yang lagunya suka diputer di stasiun itu, lho. Nggak tau, ya?

Nah, fasilitas di The Pikas ini sebenarnya nggak cuma cottage, tapi buat kamu yang ingin merasakan sensasi "alam banget" kamu bisa banget sewa tenda dan menikmati alam dengan camping di camping ground yang sudah disediakan. Satu lagi yang menjadi keungguoan di The Pikas adalah... rafting! Iya, buat apa kalau sudah di pinggir kali serayu, tapi nggak dimanfaatkan. Untuk paket raftingnya pun berbeda-neda sesuai jaraknya. Mulai dari jarak terpendek, 7 Km, seharga Rp 150.000,-/orang sampai jarak yang terpanjang, 26 Km, seharga Rp 350.000,-/orang.

Ini salah satu cottagenya, lho!
---

Setelah puas tidur semalaman meskipun tidak mandi, hujan menyambut pagi dengan rinainya. Pertanyaan-pertanyaan mengenai jadwal rafting kami pagi itu menjadi simpang siur. Pasalnya kalau hujan deras terus-menerus, kemungkinan air sungai akan naik dan buruknya kita tidak akan bisa rafting dengan keadaan seperti itu. Sembari menunggu kabar dari pihak The Pikas, akhirnya aku memilih gogoleran lagi saja di kamar setelah menyantap sarapan pagi. Selain itu, aku sengaja tidak mandi dulu. Masa mau main air kudu mandi dulu, mubazir air dong. Hahaha.

Nggak lama, kita dipanggil untuk berkumpul di depan. Rafting jadi dilaksanakan. Gerimis masih tersisa, aku menjadi gelisah. Soalnya ini pertama kalinya aku main rafting, belum tahu apa rasanya. Kalau tenggelam gimana? Duh, semua ketakutan bercampur di otakku. Sebelum naik perahu, kami diwajibkan memakai pelampung dan membawa dayung. Tidak lupa pula diberikan instruksi oleh mas-mas instrukturnya, diantaranya bagaimana cara mendayung, cara menyelamatkan teman yang terjatuh dari perahu, dan tata cara dasar lainnya. Di situ aku semakin deg-degan, nanti kalau aku jatuh siapa yang mau nolongin? Atau ditolongin nggak ya? Asli, takut banget. Sampai akhirnya, kami semua naik ke atas perahu karet dan aku semakin khawatir dengan diriku.



Aku berada di kelompok yang benar, bersama Mbak Idah, Om Abi, Mas Hanif, dan Mas Halim. Jujur saja, aku baru tahu nama-nama mereka ketika di atas perahu ini. Hahaha. The best team leader is... Mas Dodit sebagai instruktur di perahu kami.

"Yuk, mulai dayung maju," perintah Mas Dodit.

Kami semua mulai mendayung hingga melewati jeram Welcome sebagai pintu gerbang pertama. Hujan deras pun mulai menemani kami berarung jeram. Aku sudah mulai bisa menikmatinya, meskipun perasaan takut masih ada. Jeram-jeram berikutnya bertebaran "Boom", instruksi untuk masuk ke perahu agar terlindung apabila ada "serangan" dari jeram-jeram itu. Aku dan Mbak Idah paling suka ketika ada instruksi "Boom", kami langsung saja berjongkok ke dalam perahu.

Kalau di lihat, kelompok kami yang paling ramai. Aku yang awalnya malu-.malu karena belum kenal dengan mereka eh sudah mulai teriak-teriak. Kami pun membuat yel-yel sendiri, "Pikas... Pikas... Pikas..."  dan kami selalu ada di posisi terdepan setelah menyusul tiga perahu lainnya, tetapi tetap berada di belakang perahu rescue. Nah, perahu rescue ini bertugas untuk menyelamatkan apabila terjadi hak-hal yang tidak diinginkan. Kemudian aku jadi tenang. Aku pasti selamat.




And the game was began. Berawal dari pertanyaan Om Abi pada Mas Dodit perihal sudah berapa lama bekerja sebagai instruktur rafting.

"Belum lama. Baru 10 tahun." Aku hanya mendengarkan saja. "Biasanya saya bawa orang yang suka sama tantangan dan jeram-jeram ekstrem," katanya.

"Wah, boleh tuh," secara tak sengaja aku bergumam.

"Nanti di depan itu jeram tsunami," ujar Mas Dodit seperti sebelumnya. Ia menjelaskan kalau jeram tsunami ini termasuk jeram yang paling besar dibanding jeram sebelumnya. Banyak perahu yang terbalik saat melewatinya. Aku semakin deg-degan mendengarnya. Belum sempat mendayung lagi saat tiba di jeram tsunami, hal itu pun terjadi. Perahu kami oleng dan semua penumpangnya jatuh ke sungai... kecuali Mas Dodit. Bagaimana mungkin?

Aku sudah tidak bisa berpikir lagi. Aku di dalam air dengan posisi bingung mau berenang kemana. Untung pelampung menahanku. Mbak Idah, Om Abi, dan Mas Halim berada jauh di depanku, hampir dekat dengan perahu rescue. Mas Hanif entah dimana. Pikiranku lari pada arus yang deras, bagaimana kalau aku terseret? Aku akan mati?

Tenang.

Kamu bisa kok sampai perahu rescue.

Entah berapa banyak "susu cokelat" Serayu yang terminum olehku sampai akhirnya aku diangkat ke perahu rescue. Di sana, tiba-tiba saja aku tertawa. Menganggap lucu peristiwa tadi. Bodoh, lo hampir mati, Wi!

Dari atas perahu ini aku melihat Mas Hanif malah mendekat ke perahu kelompok lain. Ternyata setelah aku tahu ceritanya, ia sedang mencari Mas Halim yang dikiranya masih terombang-ambing di sungai. Setelah kami semua naik dan pindah ke perahu awal kami, giliran Mas Dodit yang tertawa melihat kami. Ternyata ini semua rencana Mas Dodit. Dia bilang kalau nggak begitu, rafting kali ini datar-datar saja. Harus ada kejutan.

Our team!
"Saya tadi sudah kode sama tim rescue. Tadinya mau saya balikin perahunya, tapi saya lihat ada kamera, jadi saya tahan dulu," paparnya.

Taktik yang bagus, Mas. Dengan begini, kita semua punya pengalaman baru karena pernah minum "susu cokelat" Serayu. Hahaha. Nah, untuk harga yang aku sebutkan di atas tadi, tentu saja kami semua sudah mendapat dokumentasi yang wow banget.

Nah, kalau kamu-kamu semua mau penginapan murah dan suka memacu adrenalin kayak rafting di atas, bisa banget datang ke sini. Tunggu apalagi coba. Buruan liburan, jangan mikirin tugas aja! Hahaha.

Purwokerto, hampir tengah malam, masih pengen liburan.
23 November 2016.
---

The Pikas Adventure
Jl. Raya Madukara No. 1, Desa Kutayasa, Kec Madukara-53482, Kab. Banjarnegara, Central Java, Indonesia
Telp. : +62-286-593000

Post a Comment

0 Comments