[BOOK REVIEW] The Old Man and The Sea by Ernest Hemingway



Judul: The Old Man and The Sea
Pengarang: Ernest Hemingway
Penerbit: Narasi
ISBN: 9791684359
Tahun Terbit: 2015
Tebal Buku: 164 hlm

Tersebutlah seorang lelaki tua bernama Santiago yang berprofesi seorang nelayan. Sudah delapan puluh empat hari ia melaut, tapi tak kunjung menghasilkan apa-apa. Tak satupun ikan yang tersangkut di kailnya. Hal itu membuat pada warga lain mengatakannya sebagai orang yang tak beruntung. Namun ia tetap berjuang dan pantang menyerah.

Hari kedelapan puluh lima ia pergi melaut dengan harapan keberuntungan akan segera datang kepadanya. Tidak seperti biasanya, ia kali ini pergi melaut seorang diri. Sebelumnya ia sempat ditemani oleh bocah lelaki bernama Manolin, namun lelaki tua itu seringkali melarang Mandolin ikut melaut bersamanya karena dipikirnya hanya akan membuang-buang waktu saja jika pergi bersama orang yang tak beruntung seperti dirinya.

Mandolin tetap bersikeras untuk melaut bersama Santiago dan membawa bekal ikan sarden dan umpan untuk kailnya. Namun selama bersama Santiago, ia memang tak pernah mendapatkan apa-apa. Hari ke-85 pun ia membiarkan Santiago pergi melaut seorang diri.

Sesampainya di tengah laut, Santiago memasang empat buah pancingan di sampannya dengan kedalaman yang berbeda-beda. Panas matahari yang terik tak menyurutkan semangatnya meski sudah cukup tua. Hingga satu pancingnya terasa mendapatkan ikan, seekor ikan tuna merah yang akhirnya dijadikan santapan malam karena ia berhasil menangkap ikan marlin.

Ikan marlin yang tubuhnya begitu besar dan sulit untuk ditaklukkan membawanya berputar-putar selama dua hari dua malam di lautan bebas. Santiago masih terus mengikuti kemauan si ikan hingga pada akhirnya ia mengaku kalah dan kembali pulang ke gubuknya.
---

Aku sempat merasa bosan membaca novel ini pada halaman awal. Novel yang tanpa bab dan berlanjut terus hingga halaman akhir hanya bercerita soal kegigihan si lelaki tua, Santiago, dalam menemukan keberuntungan. Ada satu hal yang aku tangkap disini bahwa kegigihan bisa dikalahkan oleh keberuntungan, namun keberuntungan bisa didapatkan dengan kegigihan. Intinya seperti itu.

Berjuang seperti si lelaki tua mungkin bicara soal "yang penting usaha dulu, hasilnya belakangan", begitu. Aku belajar memahami soal kekuatan diri sendiri, dimana di saat-saat terdesak pun seseorang masih punya kekuatan asalkan dia mau berjuang.

Buku klasik ini sempat cetak ulang dengan desain cover yang baru. Nun aku menemukan cover lama yang berwarna kuning dengan gambar ikan yang cukup mewakili isi buku. Mungkin jika dibandingan dengan cover yang baru yang lebuh berwarna dan kartunik (apaan sih), aku lebih suka desain cover yang lama. Kesan kegigihan si lelaki tua itu terlihat jelas saat memandang ikan marlin yang begitu besar mencuat ke udara.
---

QUOTES OF THE BOOK

"Angin memang teman kita. Namun hanya kadang-kadang saja. Dan laut yang perkasa juga teman kita. Dan tempat tidur juga. Ya tempat tidur adalah temanku. Tempat tidur akan jadi hal yang luar bisa. Begitu mudahnya aku dikalahkan. Aku tak pernah tahu betapa mudahnya itu. Dan apa yang telah berhasil mengalahkanmu." - Santiago (p.155).
"Aku benar-benar ingin membelinya jika ada tempat yang menjual keberuntungan," - Santiago. (p. 150)
"Tetapi lelaki tak diciptakan untuk malah. Seorang lelaki bisa dihancurkan, tapi tidak bisa dikalahkan." - Santiago. (p. 133).

RATE: 4/5
---

Cileungsi, 4 February 2016. 13:59.

Post a Comment

0 Comments