Waktu bergulir secepat
biasanya. Tanpa pernah ada jeda yang terasa menakjubkan. Tapi, hari ini, sore
ini pula, aku merasa waktu sekana berhenti. Meski hanya beberapa detik yang
membuatku kembali melewati arah yang sama sejak dua tahun lalu.
Di sana, setelah
seharian aku menunggu sosok itu datang, ia tak kunjung menampakkan batang
hidungnya. Walau akhirnya ia tiba di akhir acara pameran kelasku. Dan aku tahu
mengapa ia tak datang untuk menikmati setiap sudut kelasku yang diubah menjadi
sebuah ruang pameran yang bertema “Garden”. Ia sibuk dengan tugasnya
mendekorasi kelas, karena keesokannya adalah giliran kelasnya untuk menjalani
pameran seni rupa.
Aku berada di balik
kursi-kursi yang disusun sedemikian rupa ketika aku mendengar sayup-sayup suaranya.
Dan aku yakin itu pasti dia. Dan benar. Ketika aku pindah tempat untuk membantu
membereskan yang lain, barulah aku melihat sosoknya. Ada getar biasanya yang
terasa menyejukkan sekaligus mengagetkan. Aku berusaha menghindar sebisaku
untuk tidak terlibat lagi dengannya. Dengan niat yang sudah kubulatkan
sebelumnya, ternyata aku belum mampu mengubah perasaanku padanya.
Lagi, sore yang masih
terang mencoba menghancurkan tatanan hatiku yang semula akan kubangun kembali
tanpa dirinya. Saat itulah, aku menemukan tatapan itu lagi. Tepat sedetik
mataku bertemu matanya. Aku sengaja menghindari kontak mata itu. Aku tahu, dan
aku tidak ingin menghancurkan kebahagiaannya. Aku tahu kesungguhan yang ia
jalani dan secara tidak langsung ia juga ingin aku bahagia tanpa dirinya.
Sesak. Saat oksigen tak
mampu memenuhi rongga dada. Saat hanya ada ingatan masa lalu yang makin
membara. Tiap slide berputar, khayalanku mulai menyusun skenario baru, dan
membuatnya jadi berarti untuk kisah yang takkan mungkin bisa kujalani. Tapi,
aku mematung disana sementara. Memandangi hutan bambu yang telah habis
dipangkas adalah caraku untuk menghilang dari tatapannya. Langit yang birunya
cerah tak pernah mampu menghilangkan kegugupanku atas itu.
Kamu harus tahu, aku
sudah mencoba, tapi aku tidak akan pernah bisa melakukannya jika kau terus
memunculkan wajahmu di depanku. Entah sengaja atau tidak, aku tahu kau ada di
dekatku. Dan ketika aku melihat kesungguhanmu, aku yakin aku tidak akan tega
menghancurkan kebahagiaanmu dengan gadis pilihan hatimu. Tapi jangan pernah
salahkan aku jika aku masih begini, jika aku masih membayangkanmu menjadi
seorang pangeran dalam istana “kita”, yang aku tidak yakin untuk terjadi.
Cileungsi, 6 Maret 2013
0 Comments
Apa tanggapan kamu setelah membaca tulisan ini?