[Book Review] Hap! by Andi Gunawan


Judul: Hap! (Kumpulan Puisi) | Pengarang: Andi Gunawan | Penerbit: Plotpoint Publishing | Tahun Terbit: Juni 2014  | Tebal Buku: 104 hlm. | ISBN: 978-602-948-165-5

Puisi memang punya daya tarik tersendiri bagi saya. Saya belajar banyak tentang puisi sejak dari SMA. Mulai dari puisi sederhana yang selalu saya buat dengan menyamakan rima di akhir kalimatnya, sampai sajak-sajak pendek bermajas.

Mungkin tidak banyak buku puisi yang saya baca. Apalagi dari penulis-penulis Indonesia. Salah satu yang puisinya membuag saya jatuh cinta berkali-kali adalah milik M. Aan Mansyur. Saya tidak bisa beralih dari semua puisinya sampai salah seorang teman merekomendasikan buku puisi yang lain.

Andi Gunawan adalah salah satu penulis puisi lainnya yang membuat saya jatuh hati pada tulisannya. Entah mengapa diksi yang ada pada puisinya mampu membuat saya tertegun dan terenyuh dalam satu waktu. Betapa puisinya sederhana tapi mengena.

Teman saya, Yoga, merekomendasikan buku kumpulan puisi ini pada saya. Sajak-sajak di dalamnya terbilang sangat sederhana, tapi saya suka banget! Saya tidak bisa memungkiri bahwa setelah membaca buku tersebut, saya ingin membuat puisi semacam itu.

Meski bukunya terbilang sangat tipis, sajak-sajak di dalamnya boleh jadi adalah penggambaran dari kehidupan sehari-hari. Jujur saja, pengemasannya sangat apik. Saya tidak pandai mengomentari buku puisi. Tapi saya amat sangat menikmati semua puisi di dalamnya. Dan kabar baiknya, buku ini dikurasi oleh M. Aan Mansyur. Jadi udah jaminan mutu lah menurut saya.

Ada beberapa yang menjadi favorit saya. Tentunya akan saya bagikan disini agar kalian yang suka puisi bisa menikmatinya juga.
---

Sungguh Aku Tak Peduli

Siapa yang engkau rindukan
lagu-lagu yang selesai, melodi sumbang
atau kemerduan bising di dalam kepala.

Aku hanya ingin berdendang di atas punggungmu
yang ramai dengan ingatan: bukan aku.

Siapa yang engkau cintai
temaram kemarin, sungai-sungai hari ini,
atau ketidakpastian di punggung esok.

Aku hanya ingin berbaik sangka,
ingin engkau berbaik-baik saja, di sana.

(2012) — hlm. 10

Mantra

Jika kebodohan dapat membuatku
jatuh berkali-kali ke lenganmu
aku akan memilih
jadi tua dan dungu.

(2012) — hlm. 29

Hap!

Kau patahkan hatiku berkali-kali,
dan aku tak mengapa.

Hatiku ekor cicak.

(2013) — hlm. 31

Post a Comment

6 Comments

  1. saya salah satu orang yang tidak bisa menikmati puisi, entah kenapa. satu-satunya buku puisi yang saya punya adalah buku puisi aan mansyur - tidak ada new york hari ini. menurut saya bagus, tapi tetap butuh waktu untuk bisa menikmatinya seperti kebanyakan orang yang menyukai puisi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya juga awalnya begitu, tapi lama-lama karena suka nyari-nyari diksi dan belajar majas jadi ketagihan. Baca buku puisi pun jadi nikmag.

      Delete
  2. Replies
    1. Hehehe kan kamu yang merekomendasikan buku ini, Yog!

      Delete
  3. Hmm.. Puisi ini ingetin saya sama apa gitu ya.... :/

    ReplyDelete

Apa tanggapan kamu setelah membaca tulisan ini?