Buka Puasa Bersama dan Acara Tukar Kado


Buka puasa bersama menjadi salah satu momen yang berharga di bulan Ramadhan. Baik ketika ada di kota rantau ataupun ketika ada di rumah. Ya, buka puasa jadi semacam ajang kumpul untuk menikmati hidangan berbuka bersama teman-teman sekaligus ajang reuni untuk kawan yang lama tak berjumpa. Saya menjadi salah satu orang yang selalu senang ketika bulan Ramadhan datang; senang karena momen berkumpul yang biasanya sulit dilakukan akhirnya bisa terlaksana.

Ini tahun ketiga kami mengadakan buka puasa bersama. Saya dan beberapa teman dekat sewaktu SMP memang sengaja mengadakan acara buka puasa bersama sebagai bentuk mempererat silaturahim atau gaulnya temu kangen. Kalau bukan karena bulan Ramadhan, kami jarang sekali kumpul seperti ini. Dua tahun lalu, saya, Yanni, Ezra, Myseel, Eka Sun dan Eka Nur sedang sibuk-sibuknya kuliah. Belum lagi lokasi menuntut ilmu yang juga berjauhan membuat kami seakan tidak punya kesempatan untuk sekadar hangout tiap akhir pekan. Boro-boro nongkrong sambil curhat, ketemu salah satunya aja susah banget. Hasilnya kami cuma menumpahkan semuanya dalam wadah grup Whatsapp yang lebih sering sepinya ketimbang ramenya.

Tahun 2016 menjadi awal mula buka puasa bersama ini jadi agenda tahunan kami sampai tahun ini. Meski sampai 2018, formasi temu kangen ini belum juga bisa full team. Ada saja satu atau dua orang yang berhalangan hadir. Ya, sedih sih, tapi orang kan punya prioritas masing-masing atas hidupnya. Jadi, saya juga nggak bisa memaksakan kalau mereka tidak bisa hadir dalam acara ini.

Buka puasa bersama memang hal biasa bahkan sebelum masuk bulan Ramadhan saja sudah ada banyak undangan untuk "bukber" ini. Entah dengan teman SMA, SMP, SD, teman kuliah, teman main, teman klub ini dan itu, teman sekosan, atau teman-teman lainnya. Sungguh bukan hal yang luar biasa memang, tapi bagi saya momen seperti ini sangat langka untuk urusan memecahkan celengan rindu yang terlanjur penuh. 

Ada yang berbeda dari buka puasa bersama yang kini menjadi kebiasaan kami: tukar kado. Budget bisa ditentukan sebelum hari pertemuan tiba. Hadiahnya tentu yang bermanfaat buat perempuan, bebas apapun yang penting bisa digunakan. Esensi dari tukar kado ini sebenarnya buat seru-seruan aja, tapi juga bikin penasaran. Ya, siapa sih yang nggak suka dikasih kado? Sensasi penasaran ini yang bikin saya demen ngumpul sama mereka.

Hadiah kan nggak perlu dilihat dari harganya, tapi dari bagaimana ketulusan si pemberi, kan?

Mengenang gaya foto masa lalu :D

Nah kalau sudah begini acara kumpul kami jadi menyenangkan. Persis kayak kemarin, datang dari resto masih sepi sampai resto udah sepi. Belum lagi acara foto-swafoto yang jumlahnya sampai ratusan, padahal mukanya nggak ganti-ganti. Hahaha. Itu udah plus ngerepotin mas-mas waiter-nya untuk minta fotokan berlima. Dan yang kocaknya lagi adalah resto Gokana sudah dua kali jadi lokasi buka puasa bersama ini. Ya, sejak ada Metropolitan Mall Cileungsi, kami selalu memilih tempat terdekat. Ngapain jauh-jauh kalo ada yang dekat, iya nggak? Sama kayak jodoh juga. Hahaha.

Temu kangen tahun ini tentu memang hanya berakhir di jam 10 malam. Selain karena salah satu dari kami sudah ada yang menikah, kami juga anak perempuan rumahan yang meski sudah kepala dua-nyaris-seperempat-abad-dua-tahun-mendatang tetaplah menjadi  anak perempuan yang wajib pulang sebelum larut malam. Hahaha.



Meski tahun ini kami akhirnya nggak berempat lagi karena kedatangan salah satu anggota yang sibuknya bukan main, tapi formasi kami belum juga lengkap. Semoga tahun depan masih ada umur untuk bertemu lagi dan semoga saya sudah menikah. Huehehe. Aamiin, ya? Aamiin.

See you next year!

Cileungsi, 25 Mei 2018.

Post a Comment

2 Comments

  1. Seru sih emang kalo kumpul di Ramadhan gini. Bahkan taun2 saat jd mahasiswa sering buber. Tapi aku taun ini emg berniat ga banyak ikutan buber, haha. Ingin merenungi diri aja.

    ReplyDelete
  2. Hahaha aku juga buber tahun ini gak banyak. Paling banyak 3-4 lah.

    ReplyDelete

Apa tanggapan kamu setelah membaca tulisan ini?