[Book Review] Supernova #1: Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh by Dee Lestari



Judul: Supernova #1: Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh | Pengarang: Dee Lestari | Penerbit: Bentang Pustaka | Tahun Terbit: Agustus 2014 | Tebal Buku: 343 hlm. | | ISBN: 9786022910527

BLURB

Menunaikan ikrar mereka untuk berkarya bersama, pasangan Dimas dan Reuben mulai menulis roman yang diberi judul Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh.

Paralel dengan itu, dalam kehidupan nyata, sebuah kisah cinta terlarang terjalin antara Ferre dan Rana. Hubungan cinta mereka merepresentasikan dinamika yang terjadi antara tokoh Kesatria dan Putri dalam fiksi Dimas dan Reuben. Tokoh ketiga, Bintang Jatuh, dihadirkan oleh seorang peragawati terkenal bernama Diva, yang memiliki profesi sampingan sebagai pelacur kelas atas.

Tanpa ada yang bisa mengantisipasi, kehadiran sosok bernama Supernova menjadi kunci penentu yang akhirnya merajut kehidupan nyata antara Ferre-Rana-Diva dengan kisah fiksi karya Dimas-Reuben dalam satu dimensi kehidupan yang sama.
---

Ini kedua kalinya aku membaca buku KPBJ. Sedari awal membaca rasanya sungguh pusing karena langsung dihadapkan pada teori fisika kuantum dan teori sains lainnya yang sempat membuat kening berkerut.  Sesungguhnya, saya kagum sekali sama Ibu Suri Dee Lestari yang membuat novel seri pertama Supernova dengan sedetail ini. Saat saya datang ke MIWF 2016 yang lalu, ia membawa selembar karton berisi  outline novel Supernova dari pertama sampai terakhir. Hal itu membuatku takjub sekali. Benar-benar penuh perencanaan.

Selama membaca KPBJ ini banyak tokoh yang hampir semuanya terlibat. Tidak cuma sebagai figuran atau tempelan semata. Seperti tokoh Reuben dan Dimas di awal cerita, mereka jadi tokoh penting sebagai dua penulis roman ilmiah. Kisah yang mereka tulis ternyata paralel dengan kehidupan nyata di suatu tempat. Sejalan dengan itu, tokoh Kesatria yang mereka tulis benar-benar hidup di dunia nyata sebagai Ferre. Tokoh Putri sejalan dengan kehidupan Rana dan tokoh Bintang Jatuh dimiliki oleh Diva.

Kompleksitas novel ini benar-benar membuat saya berpikir apakah dunia ini benar-benar separalel itu? Apa memang teori sains mampu menjelaskan hal itu dengan jelas?

Kehidupan Diva sebagai si Bintang Jatuh membuatku merasa kosong sekali. Pengetahuan Diva ini benar-benar keren dibalij profesinya yang yah... semacam itulah. Sebagai perempuan, dia cukup berprinsip dan punya segudang ilmu yang mumpuni. Kalau dilihat-lihat dia ini orang yang tingkat kritisnya pake banget. Sampai segala sistem di masyarakat pun dia bahas. Tapi yang aku salut ketika dia mengatakan hal ini saat menjadi juri di fashion show cilik. Ia tidak ingin anak-anak mengikuti orang dewasa. Dan sungguh itu hal terkeren bagi saya.


BIFURKASI
Pada kata ini sesungguhnya ketertarikanku muncul. Sebuah pengertian sederhana yang muncul dibalik kata itu punya makna yang dalam. Semacam suatu hal sudah mengkristal, kamu nggak bisa memperbaikinya, tapi ia tetap ada di dalam dirimu sampai kapanpun". Begitu membacanya, aku seketika sadar, apakah bifurkasi ini menghampiri semua orang? Apa responnya akan berbeda pada setiap orang?  Bagaimana bifurkasi kehidupan yang sebenarnya?

"Ketika manusia sudah mengatasi semua kebutuhan dasarnya untuk bertahan hidup, ia pun dimungkinkan untuk mengejar pencarian lebih tinggi. Aktualisasi diri. Pengetahuan tentang dirinya sendiri di level yang paling dalam. Dia orang di level itu." (Hlm. 73)

Teori yang satu itu pernah saya pelajari semasa kuliah. Aktualisasi diri. Seseorang berusaha menampilkan kemampuan yang dimilikinya dan mencari sesuatu yang membuatnya bisa lebih tinggi dari sebelumnya.

"Ketika seseorang mencapai level kemerdekaan berpikir yang sedemikian tinggi, dia tidak bakalan rela pikirannya diperjualbelikan." (Hlm. 74)

Sampai di titik ini, aku bingung mau mengulas buku ini dengan cara apa. Seluruh bab buku ini seakan punya daya magis tersendiri untuk dihabiskan dengan cepat, tapi teori-teori di dalamnya menuntut kita untuk mengerti bahwa cerita ini nggak sesimpel itu.

Tokoh Supernova, pusat dari segala tokoh di buku ini nyatanya jauh lebih keren daripada semuanya. Seperti tak tersentuh oleh apapun, tetapi amat lekat dengan kehidupan. Menjawab banyak hal seperti tanpa memihak, tapi sebenarnya memihak. Sungguh penjabaran dan jawaban yang ringan tapi njelimet, tapi kadang juga mudah dimengerti.

Buku ini juga sebenarnya sarat isu perselingkuhan. Ferre-Rana-Arwin. Dimana Rana yang seorang jurnalis pada akhirnya jatuh cinta pada Ferre, seorang eksekutif muda. Drama mereka sebagai Putri dan Kesatria sungguh bikin geregetan. Membaca bagian ini merupakan hal yang bikin saya kayak lagi nonton sinetron. Di satu sisi penasaran, tapi di sisi lain juga geuleuh pengen ngebego-begoin. Maap.

"Setiap pernikahan punya pasang surut, sama seperti hal-hal lain. Tapi khusus yang satu ini, kamu nggak bisa begitu saja lepas tangan dan menyisihkan apa-apa yang menjadi ketidaknyamananmu. Sebagai seorang istri, kamu harus sadar suamimu bukan orang yang sempurna. Kalian harus saling memaklumi dan mau memaafkan satu sama lain setiap hari. Kuncinya satu, komunikasi. Jangan lupa segala sesuatunya diselesaikan dengan kepala dingin." (Hlm. 197). 

Buku ini penuh dengan kutipan-kutipan bagus yang bikin mandan mikir.  Dan ini beberapa kutipan yang saya ambil dari bukunya.

Manusia bermimpi tidak hanya waktu ia tidur. Menurut saya, mimpi merupakan bentuk lain dari kreativitas. Menjadi kreatif tidak kenal siang atau malam. Ada banyak pekerjaan yang masih punya ruang untuk inspirasi, tapi banyak juga pekerjaan yang menyita segalanya. Pekerjaan tanpa mimpi, atau tanpa waktu untuk bermimpi, adalah pekerjaan robot. Bukan manusia." (Hlm. 35).

Kehancuranmu adalah awal kesadaranmu. (Hlm. 273).

Matilah sebelum mati. Karena kematianmu adalah awal kemerdekaanmu. (Hlm. 275).

"Saya hanya sebal dengan orang-orang yang menjadikannya excuse, bukti kepada khalayak umum bahwa mereka telah membesarkan anaknya dengan baik, padahal itu justru karena mereka tidak tahu cara lain. Mereka mengambil tugas sebagai pendidik sebelum berhasil mendidik diri mereka sendiri. Begitulah jadinya. Atau bisa jadi, bermain Barbie dan Ken adalah kompensasi dari repotnya mengurus anak." - Diva. (Hlm. 97-98).


Berhentilah merasa hampa. Berhentilah minta tolong untuk dilengkapi. Berhentilah berteriak-teriak ke sesuatu di luar sana. Berhentilah bertingkah seperti ikan di dalam kolam yang malah mencari-cari air. Apa yang ada butuhkan semuanya sudah tersedia. (Hlm. 12).

Mencintai sesuatu atau seseorang dengan keutuhan diri adalah satu-satunya cara mencintai. Sementara perasaan tidak lengkap atau ketergantungan adalah refleksi jarak Anda dengan diri sendiri. (Hlm. 250).

RATE 3,5/5

Post a Comment

0 Comments