Big Bad Wolf 2017 dan Pertemuan yang Menyenangkan

Tim pemburu buku murah!
Big Bad Wolf 2017 itu apa? Aku menyebutnya bazar buku terbesar se-Asia Tenggara. Meskipun nggak ada sedikitpun dari judul event tersebut yang berkaitan dengan buku. Ya, bisa dilihat, kan? Big Bad Wolf… Serigala besar yang buruk? Hm, lalu apa kaitannya dengan buku? Tidak tahu. Yang aku tau, BBW adalah salah satu surga dunia buatku. Iya, si penimbun buku ini bakalan seneng banget dong dibawa ke bazar buku yang isinya diskon sampai 80%.

Entah sudah tahun keberapa BBW ini digelar, yang jelas ini tahun pertamaku berkunjung kesana. Tahun sebelumnya aku hanya mendengar cerita dari teman-teman Klub Buku Indonesia yang berbelanja di sana ataupun menjadi volunteer. Antusiasme BBW 2017 ternyata tidak hanya dialami olehku, tetapi juga teman sekampusku, sebut saja Eciw dan Abel. Mereka lebih dulu mendapatkan tiket VIP Preview Sale sehari sebelum BBW 2017 resmi dibuka, yaitu 21 April – 2 Mei.

Aku yang tadinya tidak berniat datang karena lokasinya yang cukup jauh, akhirnya terpancing juga. Aku mendaftarkan diri sebagai blogger untuk bisa mendapatkan tiket VIP. Satu tiket bisa digunakan oleh dua orang. Namun, ternyata yang mendapat tiket VIP nggak sedikit. Iya, kayak gitu mah apanya yang VIP?
Rame kan, VIP aja kayak gini.
Hari-hari berikutnya dipenuhi rencana, mulai dari siapa yang akan diajak pergi kesana, sampai dengan kendaraan apa. Dan dengan segala drama yang tidak akan aku ceritakan disini, akhirnya kami berlima datang kesana. Yup, berlima: aku, Eciw, Kak Agus, Adit, dan Yoga. Dalam kelompok kecil alias tim pemburu buku ini, aku dan Eciw janjian dengan Kak Agus (alumni kece komunikasi), kemudian aku mengajak Adit (sahabatku), dan Eciw mengajak Yoga (teman blogger). Well, demi terpenuhinya kuota tiket VIP itu.

Berangkat dari Cileungsi ke ICE BSD Tangerang melalui stasiun Bogor adalah sebuah kesalahan yang hakiki. Ya, aku merasa muter-muter. Alasan utamanya tentu karena aku tidak tau rute yang benar dan cepat untuk menuju ke BSD, selain itu karena kami semua janjian di stasiun. Memang dasar anak kereta. Hm.

Aku berangkat dari rumah pukul 7 pagi dengan naik mobil angkutan jurusan Cileungsi – Laladon. Sungguh sebuah rute yang jauh dari perkiraan. Jalanan Bogor macet sampai 2 jam, sungguh terima kasih pada pembangunan jalan yang menyebabkan kemacetan. Sampai di terminal Bubulak, aku masih harus menunggu Adit menjemput untuk ke stasiun. Lagi-lagi aku tak tau kemana arah stasiun itu, yang ternyata lumayan jauh.

Di stasiun Bogor, barulah kami bertemu dengan Eciw yang sudah hampir sejam menunggu kami. Dengan segala drama ketidataktahuan kami (aku dan Eciw) yang belum pernah menggunakan KRL, kami berangkat menuju pemberhentian akhir stasiun Serpong. Berhenti di Stasiun Manggarai untuk “menjemput” Kak Agus, kemudian transit di Stasiun Tanah Abang, dan kemudian “menjemput” Yoga di Stasiun Palmerah.

Yoga adalah makhluk paling kasihan hari itu. Dia menunggu kami sejak pukul 10, padahal kereta kami tiba di Palmerah sekitar pukul setengah satu siang. Terima kasih kepada Yoga yang waktunya hampir sia-sia karena menunggu kami.

Sampai di stasiun Serpong, kami langsung memesan jasa angkutan online untuk menuju ICE BSD. Ketiga laki-laki itu sudah mulai akrab, pun dengan kami berdua. Sepanjang perjalanan kami hanya tertawa dan menertawakan keadaan seakan-akan kami semua adalah teman lama yang sedang reunian.


ICE BSD Tangeran, 13.30.

Waaaah! Ini surga dunia!


Setelah menukar tiket, kami masuk dan segera berpencar untuk memuaskan dahaga akan belanja buku ini. Demi apapun, aku sendiri tidak punya wishlist tertentu. Melihat hall ICE BSD yang begitu besar rasanya aku ingin membeli semua buku, sayangnya uangku tidak cukup. Setelah puas berbelanja, aku baru sadar kalau antrian pembayaran sudah mengular hingga ke area meja-meja display buku. Terima kasih lagi untuk antrian yang begitu melelahkan.

Keberuntungan pun hadir. Ada satu teman dari Klub Buku Indonesia yang sedang berbelanja dan sudah mengantri sampai depan. Tebak, berapa jam dia mengantri? Tiga jam, bro. TIGA JAM! Bayangkan antri bayar aja sampe tiga jam. Ya Tuhaaaan! Terima kasih untuk Rifdha Sandrina yang sudah sangat baik hati mau “menebengi” buku-buku kami untuk dibayar bersamanya tanpa harus melewati antrian yang bisa bikin orang stroke mendadak!
Antrian di kasir yang bikin sesak napas. 

Keluar dari area perbukuan, kami kelaparan. Akhirnya kami memutuskan untuk mampir di McD demi tidak pingsan di jalanan. Adegan konsul skripsi antara Eciw dan Kak Agus tentunya tetap mewarnai hari kami, sedangkan aku, Adit, dan Yoga memilih berdiskusi soal buku-buku yang pernah kami baca. Hahaha. Berfaedah sekali memang.

Memasuki kereta dengan kelelahan, kami masih bisa tertawa ngakak tanpa peduli orang sekitar. Parah, itu lelucon paling kocak sedunia di hari itu. Meski lelah, kami masih bisa membuat pertemuan ini menjadi menyenangkan. Siapa sangka, beberapa dari kami awalnya tidak saling mengenal, namun bisa langsung akrab di pertemuan pertama. Entah, aku merasa bahagia saja melihat kami hari itu.
---

Obrolan kecil antara aku dan Eciw.
“Kok gue seneng ya lihat mereka (Kak Agus, Adit, dan Yoga) langsung akrab?” ucapku.

“Iya, ya. Padahal baru ketemu hari ini,” Eciw ikut berpikir.

Beberapa hari setelahnya, Adit menjelaskan kalau memang laki-laki itu mudah akrab dengan laki-laki lainnya, asal asik diajak ngobrol. “Temen-temen lu asik kok, We,” tambahnya.

Hari itu, pertemuan yang serba baru itu membuatku ingin mengulanginya lagi. Jadi, kapan kita mau kemana bareng? Hahahaha.



Purwokerto, baru sempet nulis ini.
2 Mei 2017. 20:58

Post a Comment

14 Comments

  1. Lagi-lagi nggak bisa ke sini. Padahal waktu itu udah janjian mau ke sana sama Bang Yoga. Akhirnya cuma ditawarin mau nitip nggak. Hehehe. Banyak yang bilang antrenya juga malesin. Lama banget. :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha, kenapa tuh nggak bisanya? Padahal bisa sekalian meet up :D
      Iya, antrinya malesin, tapi hari selanjutnya agak sepi katanya.

      Delete
  2. wah seru ya..
    Saya kesana di hari terakhir jadi buku-bukunya udah gak serapih kayak foto diatas tapi di hari terakhir antriannya gak bikin bete :-D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tapi hari terakhir kadang banyak buku bagusnya hehehe :D

      Delete
  3. Wiiiih seru ya, coba waktu itu pas diajak bisa ikut :((

    Banyak yg bilang si ngantrinya kaya orang antri sembako, rame banget. Ya atuh gimana ga rame, terbesae, buku-bukunya juga banyak banget gitu ka.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, iyaaa. Kamu sih lagi UTS yaa. wkwk.
      Next time ayo main bareng :D
      Ngantrinya bikin lemes hahahaha

      Delete
  4. Asyik banget, dih! Hahaha kirain berangkat dari pwt kak :D

    ReplyDelete
  5. Kapan ya bazar buku segede itu bisa ada di sumatra.\
    Cuma bisa gigit jari pas liat di TV u.u

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, sayangnya baru ada di pulau Jawa ya. Semoga bisa menyebar di pulau lainnya juga :D

      Delete
  6. Antreannya yang bikin saya mikir ulang mau ke sana. Semoga nanti lebih baik untuk urusan antreannya :)

    ReplyDelete
  7. loh kamu kenal si Agus? itu temen kantor saya. what a small world heheheh

    ReplyDelete

Apa tanggapan kamu setelah membaca tulisan ini?