Cerita sebelumnya:
Perjalanan Gunung Argopuro 3088 Mdpl (Part 1)
Perjalanan Gunung Argopuro 3088 Mdpl (Part 2)
Perjalanan Gunung Argopuro 3088 Mdpl (Part 1)
Perjalanan Gunung Argopuro 3088 Mdpl (Part 2)
Sabtu,
1 Agustus 2015
Menyoal tragedi sepatu ber-es di pagi
harinya, Cikasur memiliki sunrise yang juga tak kalah menariknya. Terbangun di
pagi hari dengan pemandangan sabana yang begitu luasnya menjadi hiburan
tersendiri. Dan ya, matahari yang bersinar cerah kami manfaatkan untuk
berjemur. Saranku, kerika bermalam di Cikasur, bawalah sleeping bag yang bisa
tahan dibawah suhu 0°.
Pasalnya sleeping bag milikku hanya tahan di suhu 5°sehingga
tidurnya jauh dari kata nyenyak meskipun sudah berbalut sleeping bag dan jaket
tebal.
Pagi
harinya tentu saja kami harus mengisi energi untuk berjalan selanjutnya. Mas Erwin
bilang perjalanan ini masih belum seberapa. “Nanti setelah pos Cisentor baru
yang bener-bener track nanjak,” ujarnya. Mas Erwin memang salah satu dari
kelompok kami yang sudah pernah menjelajah Argopuro sebelumnya. Aku sendiri tak
bisa membayangkan kalimat Mas Erwin barusan, bagaimana kalau nanti aku tidak
kuat jalan? Apakah nanti malah merepotkan? Ah baiklah, dicoba saja dulu.
Tepat pukul 09.30 kami berangkat lagi,
tujuan kami hari ini adalah pertigaan sebelum menuju puncak dengan transit di
Rawa Embik untuk mengambil air. Perjalanan siang itu masih diselingi oleh
sabana-sabana yang mirip dengan sebelumnya. Akupun selain mengagumi keindahan
sabana tersebut sudah merasa mulai bosan, hingga seirngkali menanyakan “Kapan
sampainya?” atau “Masih jauh nggak?”. Namun yang harus disyukuri adalah jalur
menuju Cisentor selanjutnya lebih bervariasi, tidak melulu jalan panjang yang
membosankan.
Salah satu variasinya adalah kami
melewati semacam hutan dengan beberapa pohon tumbang yang membuat kami harus
melangkahi batang pohon tersebut. meskipun jalur semakin menanjak juga dan
menguras energi, setidaknya rasa bosan tidak lagi hinggap di diriku. Setelah
gemericik suara air terdengar, pos Cisentor sudah mulai terlihat dari atas. Ya,
kami akan beristirahat dan makan siang di sana. Tepat pukul 12.00, kami sampai
di Cisentor. Alhamdulillah.
Saat makan siang ada kejadian lucu yang
membuat kami kesal sekaligus tertawa. Halo, Kak Edo nggak mau makan guys. Coba
bayangkan, setelah lelah berjalan dari pagi, Kak Edo berkali-kali bilang kalau
dia mau diet. Tapi setelah kami katakan kalau dia tak usah makan siang apabila
ingin diet, eh dianya malah ngambek dan beneran nggak mau makan siang. Dipaksa
pun enggak mau. Karena kita mengutamakan kebersamaan, maka kita belum mulai
makan kalau ada salah satu yang belum makan. Dan ya, usaha memaksa Kak Edo pun
sampai membuat Wisnu marah, meskipun pada akhirnya Kak Edo tetap tidak mau
makan siang.
Jam 14.00 kami berangkat menuju Rawa
Embik. Ketika kami berangkat, rombongan lain baru tiba di Cisentor. Menurut
perkiraan, Cisentor-Rawa EMbik bisa ditempuh dengan satu jam perjalanan. Namun
mengingat kembali omongan Mas Erwin bahwa setelah pos Cisentor, jalur akan
semakin menanjak dan berbeda dari jalur sebelumnya yang landai. Ternyata,
jalurnya masih jalur ilalang dengan banyak jeglukan
berupa batang kayu tumbang yang ukurannya beragam.
Pukul 15.30 kami sampai di Rawa Embik.
Air yang ada di sana terlihat sangat segar. Udara pun mulai terasa dinginnya
meskipun matahari masih menyinari tempat itu. Alhasil kami berjemur lagi demi
menghangatkan badan. Di sini pun sempat terjadi perdebatan, pasalnya tujuan
awal kita adalah pertigaan sebelum puncak Argopuro dan puncak Rengganis. Namun,
apabila camp di sana, maka kita harus full
pack air dari Rawa Embik. Sedangkan kami mempertimbangkan bahwa untuk masak
dan air minum tidak akan cukup sekalipun kami full pack. Selain itu tidak ada yang mau apabila disuruh untuk
mengambil air di Rawa Embik ketika nanti kami kehabisan air.
Hasil keputusan sore itu adalah kami camp
di Rawa Embik dengan pertimbangan sumber air yang dekat. Dan tentunya angin
malam di Rawa Embik bisa lebih dingin dibanding di Cikasur karena merupakan lembahan. Dinginnyaaa…
Esoknya carrier yang ditumpuk diselimuti butiran es lagi.
0 Comments
Apa tanggapan kamu setelah membaca tulisan ini?