[BOOK REVIEW] Saga no Gabai Bachan by Yoshichi Shimada



Judul: Saga no Gabai Bachan (Nenek Hebat Dari Saga)
Pengarang: Yoshichi Shimada
Penerjemah: Indah S. Pratidina
Penerbit: Pustaka Inspira
ISBN: 978-602-97066-2-8
Tahun Terbit: 2013
Tebal Buku: 255 hlm.


BLURB

Akihiro yang kehilangan ayahnya setelah Hiroshima dibom, terpaksa berpisah dari ibu untuk tinggal bersama neneknya di Saga. Meskipun keluarganya hidup prihatin, namun kehidupan di Saga satu peringkat lebih miskin. Tetapi sang nenek selalu punya ratusan akal untuk meneruskan kehidupan dan membesarkan cucunya.

Dengan ide-ide cemerlang sang nenek, kehidupan selalu mereka jalani penuh tawa. Sulit memang, tapi menarik dan mengasyikkan. Namun waktu terus berjalan dan tibalah hari ketika Akihiro harus mengambil keputusan. Dia harus memilih antara nenek dan Saga yang dia cintai atau mengejar mimpi-mimpinya.
---

Buku ini menceritakan seorang cucu yang hidup dengan neneknya di kota kecil, Saga, selepas tragedi pemboman kota Hiroshima. Akihiro tinggal dengan ibunya di Hiroshima, perjalanan ia ke Saga adalah sebuah rencana yang tidak pernah diketahuinya. Suatu hari bibinya datang ke Hiroshima, namun ketika hari kepulangannya Akihiro dan ibunya mengantar ke stasiun. Dengan sengaja ibunya mendorong Akihiro ke dalam kereta bersama bibinya dan berkata bahwa ia harus tinggal di Saga. Akihiro yang masih kecil tidak mengerti mengapa ibunya malah menyuruhnya untuk tinggal bersama nenek di Saga.

Sesampainya di Saga, ia merasakan sesuatu yang aneh. Rumah neneknya hanya seperti bangunan kusam yang tak layak huni, tapi nenek tinggal di sana. Akihiro, mulai saat itu, harus berusaha menjadi anak yang mandiri. Dan ia tak boleh mengeluh. Meskipun nenek adalah seorang yang miskin, ternyata ia tetap bisa makan makanan enak yang didapatnya dari "supermarket". Mengejutkan karena "supermarket" yang nenek sebut adalah sungai di dekat rumah mereka. Sungai itu membawa berbagai macam sayur dan buah yang sudah setengah busuk. Adapun nenek hanya berkata bahwa sayur tetaplah sayur, bagian yang busuk bisa dibuang dan yang tidak busuk bisa kita olah. Meskipun bisa makan enak, tetapi mereka tidak bisa memilih menunya.

Akihiro di sekolahkan di Saga. Sebagai anak sekolah tentu ia diharuskan mengikuti klub di sekolahnya, namun semua itu membutuhkan uang yang tidak sedikit. Pada akhirnya nenek hanya menyarankan Akihiro untuk olahraga lari yang tidak membutuhkan uang. Hingga suatu saat Akihiro menjadi atlet baseball dengan lari tercepat dan memenangkan festiblval kejuaraan lari di sekolahnya.

Akihiro yang sudah lulus SMP mendapatkan beasiswa ke luar Saga. Namun hatinya tak ingin meninggalkan kota kecil yang memberinya banyak pelajaran itu. Tapi pada akhirnya ia tetap pergi demi mencapai cita-citanya.
---

Mengenai cover, cover buku ini cukup lucu. Warnanya biru muda dengan gambar seorang nenek dan anak kecil. Nenek disitu terlihat memakai magnet yang diikat ke pinggangnya. Sebenarnya ada penjelasan dalam buku ini, bahwa magnet tersebut berfungsi untuk menarik benda-benda logam yang nantinya bisa dijual, sehingga bisa mendapatkan uang. Cara yang mudah dan unik kalau saya bilang. Hanya dengan berjalan dengan magnet menggantung, kita bisa dapat uang.

Selain itu yang saya suka dari buku ini adalah bahasanya ringan, ceritanya tentang kehidupan sehari-hari, tetapi tidak membosankan. Selalu ada hal lucu yang diajarkan oleh nenek Osano dalam buku ini. Ukuran huruf yang relatif besar pun membuat mata saya tidaj lelah saat membacanya. Intinya buku ini menghibur. Saya suka!

RATE: 4/5.
---

Quotes of the books.

Padahal tanpa uang pun, cukup dengan perasaan tenang, kita dapat hidup dengan ceria. (p.12)

Kebahagiaan itu bukanlah sesuatu yang ditentukan oleh uang. Kebahagiaan itu adalah sesuatu yang ditentukan oleh diri kita sendiri, oleh hati kita. (p.14)

Kebaikan sejati adalah kebaikan yang dilakukan tanpa diketahui orang yang menerima kebaikan. (p.87)

"Hidup adalah gabungan dari berbagai kekuatan." - Nenek Osano (p.165)

Purwokerto, 4 Juli 2015. 12:47.

Post a Comment

0 Comments