[BOOK REVIEW] Bunga-Bunga Kertas by Khusnul Khotimah



Judul: Bunga-Bunga Kertas
Pengarang: Khusnul Khotimah
ISBN: 978-602-7640-10-8
Penerbit: Safirah (Penerbit DIVA Press)
Tahun Terbit: 2012
Tebal Buku: 308 hlm.

BLURB

Kekaguman Bunga terhadap sosok ayahnya langsung menguap dan berubah menjadi kebencian ketika mendengar niat sang ayah untuk menikahi Tante Siska, teman lamanya. Ia pun memilih pergi meninggalkan rumah. Naas, niatnya untuk menenangkan diri justru mendatangkan masalah baru; ia diperkosa oleh suami dari wanita yang telah menolongnya, Ardi.

Belum kering luka hatinya, Bunga harus kembali menahan perih ketika mendapat kabar bahwa ibunya meninggal. Ia pun terpaksa menyaksikan pernikahan ayahnya dengan Tante Siska seorang diri. Kehamilan dan pernikahan pernikahan paksanya dengan Ardi membuat Bunga memutuskan meninggalkan rumah lagi. Kali ini, ia bertekad memulai hidupnya sendiri bersama calon anaknya.

Namun, masalah sepertinya tak henti mengejar Bunga. Luka hatinya kembali tergores ketika ia mengetahui ayahnya hilang ingatan akibat kecelakaan, dan akhirnya Tante Siska menguasai seluruh harta keluarganya. Di tengah keterpurukannya, seorang pria datang mengulurkan tangan dengan seulas senyum hangat, menariknya kembali untuk berdiri tegak menatap masa depan.

Siapakah pria itu? Mampukah ia menghilangkan kebencian Bunga yang mendalam terhadap pria? Diramu dengan konflik yang kuat, novel ini mengajak kita untuk memahami lebih dalam bahwa hidup itu menatap ke depan, bukan berpaling ke belakang, sepahit apapun masa lalu uang pernah dialami.
---

Novel ini bercerita tentang kehidupan gadis bernama Bunga yang memutuskan untuk pergi dari rumah lantaran pertengkaran yang dilakukan oleh kedua orangtuanya karena adanya pihak ketiga. Di sini alurnya sangat khas drama ftv maupun sinetron. Kemudian cerita berlanjut ketika Bunga bertemu dengan Hanum di sebuah angkringan (karena setting tempatnya di Jogja, jadi wajar saja kalau angkringan jadi salah satu spot pilihan untuk anak yang kabur dari rumah melepaskan rasa lapar, hehehe). Disitu Hanum dan suaminya, Ardi, menawarkan Bunga untuk ikut tinggal di rumah mereka. Dan dengan mudahnya Bunga mengiyakan tawaran Hanum tersebut. Ada keanehan di sini, Hanum adalah orang yang baru dikenal oleh Bunga, namun Bunga sudah menurut saja saat ditawarkan tinggal di rumah Hanum dengan dalih Hanum mengerti semua permasalahan Bunga. Maksud saya, bukankah kita seharusnya tidak boleh langsung percaya begitu saja kepada orang yang baru dikenal? Ah, sudahlah.

Kemudian cerita berlanjut ketika Bunga tinggal di rumah Hanum dan suaminya. Seperti yang tertera di blurb, Bunga diperkosa dengan Ardi karena Hanum tak juga punya anak. Kemudian Bunga kabur dari rumah Hanum setelah ia mendengar bahwa Mbak Sum, pembantu Hanum, juga pernah diperkosa. Duh emang nih laki-laki -_- Bunga yang berniat kabur malah bertemu dengan Hanum dan akhirnya diantarkan oleh Hanum ke rumah sakit karena mendengar ibunya sakit. Ayahnya sudah merencanakan pernikahan dengan orang ketiga tadi, Siska, yang juga teman lama ayahnya. Ah, alasannya cukup aneh, menikah karena perjanjian ilmu hitam yang dulu pernah dilakukan ayahnya dan Siska sewaktu muda. Padahal ayahnya ini sangat agamis, lho.

Cerita khas sinetron mulai terjadi ketika kandungan Bunga mulai membesar. Ibunya sudah meninggal, ayahnya telah resmi menikah dengan Tante Siska. Bunga yang awalnya tak ingin buka mulut malah keceplosan menyebut nama Ardi yang telah memperkosanya. Hanum yang mengetahuinya tak kalah kaget. Dengan polosnya Ardi berkilah bahwa Bunga yang menggodanya dan Hanum lebih percaya pada suaminya. Sinetron abis! Pada akhirnya sih Bunga menikah dengan Ardi, tapi ia malah kabur lagi dan mencoba mencari pekerjaan untuk menyambung hidupnya. Ayahnya hilang ingatan, hartanya dikuasai Siska. Lagi ini khas drama sinetron sekali. Finally, happy ending lah.

Esensi novel ini hanya berputar pada kehidupan remaja kuliahan yang tidak tahan pada kertidakharmonisan rumah tangga orangtuanya. Juga tentang persahabatan antara Bunga dan Nabilla yang akhirnya mengantarkan Bunga menemukan imam yang tepat. Klise sih. Dan sebenarnya yang saya suka dari novel ini hanya ilustrasi covernya. Kekurangannya di dalam novel ada kutipan-kutipan di setiap beberapa halaman yang menurut saya tidak penting. Sekian.


Overal 2/5.







Cileungsi, 11 Februari 2015. 00:48.

Post a Comment

0 Comments