Ja(t)uh

Kepada seseorang yang membuatku jatuh (cinta) berkali-kali tanpa ia ketahui.

Hal pertama yang ingin kutanyakan adalah perihal kabarmu. Apakah waktu-waktu kosongmu sedemikian kosong? Perihal kabarmu aku hanya berharap agar kau selalu berada di dalam lindungan-Nya, karena yang bisa menjagamu hanya dirimu sendiri, bukan aku (meskipun aku mau melakukannya).

Ja(t)uh.
Ketika kaubaca kata "jatuh", maka aku akan menceritakan bagaimana aku jatuh (cinta) padamu. Kita selayaknya dua orang yang tidak saling kenal seperti pada umumya, namun Tuhan berbaik hati mempertemukan kita pada ruang yang sama. Ruang yang membuatku mengerti bahwa aku ada untuk sesuatu yang baik.

Aku benar-benar tidak mengenalmu sebelumnya (atau mungkin aku terlalu tidak peduli pada sekitar). Hari pertama, aku melihatmu sebagai sosok yang biasa saja. Melihatmu bicara dengan yang lain sanggup menarik simpatiku. Hari kedua, aku berkesimpulan bahwa kamu satu-satunya yang rajin beribadah dibanding temanmu yang lain. Hari ketiga, kamu sakit, hal ini menimbulkan simpati yang lebih dalam dariku. Sisanya, aku mulai jatuh (cinta) padamu, Tuan. Seseorang yang dengan sederhana membuatku merasa menemukan orang yang tepat. Ini bukan perihal rupa, jabatan, dan segala yang mampu dibanggakan. Aku bersedia jatuh (cinta) tanpa sebab.

Ketika kaubaca kata "jauh" apa yang kaupikirkan? Aku memaknainya sebagai jarak, meskipun tidak sepenuhnya soal itu. Tuan, berjalan bersamamu adalah suatu kemustahilan yang tidak mustahil sama sekali, walaupun aku (atau mungkin kita) hanya melakukannya satu kali. Waktu sangat singkat saat bersamamu, sayang aku tak pandai memanfaatkan momen kebersamaan itu dengan sesuatu yang menyenangkan. Bersamamu, aku seperti tak butuh apapun lagi. Mendengar pemikiranmu adalah hal yang begitu membanggakan bagiku.

Ada waktu ketika jarak bukan lagi menjadi persoalan di antara kita, namun aku merasa kedekatan yang kita bangun kemudian menjadi jauh dengan sendirinya. Aku bukan lagi bicara tentang perasaan (meskipun aku menggunakannya dalam berbagai hal). Namun ini tentang kenyataan yang kita (atau hanya aku) alami. Bersamamu, aku belajar bersikap dewasa. Bersama pemikiranmu, aku belajar menjadi seorang yang kritis, meskipun itu bukan tabiatku sebelumnya.

Kata "jatuh" dan "jauh" hanya berbeda satu huruf, namun maknanya sangat berbeda. Tuan, aku akan memaknainya dalam sebuah kalimat, "ketika kamu (berani) jatuh (cinta) berkali-kali, maka impianmu (tidak akan) semakin jauh. Ada dua makna dalam kalimat tersebut, Tuan. Yang pertama, kalau kamu berani jatuh berkali-kali, artinya kamu akan mendapatkan impianmu. Yang kedua, walaupun kamu berani jatuh berkali-kali, belum tentu impianmu akan kamu dapatkan. Kalimat kedua itu menggambarkan ketakutanku, Tuan.

Tuan, kita harus bicara. Perihal jatuh-jauh ini akan percuma apabila hanya aku yang bertanya-tanya tanpa ada pemikiran darimu sebagai feedback pertanyaanku. Kutunggu kau sampai waktunya tiba.

Tertanda,
Seseorang yang dianugerahi rasa untuk jatuh (cinta) padamu berkali-kali.
End = Akhir.

Cileungsi, 30 Januari 2015. 01:41.

Post a Comment

0 Comments